NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Dewi Febrianti Ningtias, siswi MA Al Hidayah Nganjuk yang selama ini merawat kakaknya yang penderita Tuna Grahita seorang diri, mendapat bantuan rombong dari Dinas Sosial (Dinsos) Nganjuk.
Perempuan asal Desa Bukur Kecamatan Patianrowo itu sebelumnya memang berharap mendapat solusi dalam hal biaya hidup, agar ia bisa fokus dalam belajar di sekolah. Apalagi, ia berencana melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Selama ini, Dewi bekerja menjaga warung orang lain, tiap pulang sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencukupi nafkah karena ia harus merawat kakaknya seorang diri, karena orang tuanya telah meninggal dunia. Akibatnya, dalam 3 bulan belakangan ini nilai pendidikannya menurun drastis.
Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Dinsos Nganjuk, Agus Sugianto mengatakan bantuan bantuan berupa rombong ini diberikan agar Dewi tidak lagi bergantung orang lain, dan bisa membuka jualan sendiri.
"Saya memberikan bantuan rombong agar bisa mengatur perekonomian sendiri, setidaknya bisa mandiri dan tidak tergantung oleh orang lain," kata Agus dikutip BANGSAONLINE.com, Kamis (24/01).
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
"Semoga dengan bantuan gerobak beserta modal usaha, bisa mengurangi beban ekonominya," harap Agus.
Sementara Kades Bukur, Kecamatan Patianrowo, M Yahya, membenarkan jika warganya yang bernama Dewi adalah anak yatim piatu. Selama ini, Dewi juga menjadi tulang punggung bagi kakaknya, yang mengalami sakit tuna grahita.
"Awal berkeinginan agar kakaknya diasuh ke panti, tapi akhirnya berubah pikiran ingin dirawat sendiri. Saya harap agar apapun bentuk bantuan bisa dibermanfaat, dan ke depan akan mendapat pendampingan intens dari BUMDes," terangnya.
Baca Juga: Aktif Tanggulangi Kemiskinan di Jatim, Pj Gubernur dan Mensos Apresiasi Kerja Pilar Kessos
Di sisi lain, Dewi sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan kepada dirinya. "Awalnya saya memang menginginkan agar kakak ada yang merawat, karena faktor ekonomi yang tidak bisa terpenuhi. Tapi karena banyak dukungan dari berbagai pihak, maka saya berubah pikiran untuk merawat kakak saya sendiri, meskipun nanti diterima di perguruan tinggi," kata Dewi.
"Apapun kondisi kakak saat ini, saya tidak ingin terpisah dan akan tetap merawatnya," janji Dewi. (bam/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News