SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Barisan Penguatan Neng Lia atau Benteng Lia yang dikomando oleh Yusuf Hidayat menyelenggarakan silaturahim temu ulama di Quds Royal. Relawan pendukung Lia Istifhama untuk Pilwali Surabaya 2020 itu mempertebal peluang kandidatnya untuk bisa berkompetisi di Pilwali Surabaya.
"Acara ini memang terbatas dan kami hanya mengundang 20 ulama. Latar belakang acara ini adalah kami ingin mendengar masukan dan nasihat para kiai. Tentunya adalah kiai yang memberikan respons positif terhadap hadirnya Ning Lia dalam Pilwali Surabaya," ujar Gus Yusuf, Rabu (5/2) malam.
Baca Juga: Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD
Yusuf yang juga ketua Barisan Gus dan Santri Bersatu (Baguss) Kota Surabaya ini mengungkapkan sejumlah kiai yang hadir di antaranya KH Ali Hanafiyah Akbar, Habib Zain Al Khaf, KH Abdul Mutholib, KH Abdul Cahiyi, KH Syaiful Islam.
Dalam kesempatan itu disepakati dibentuk Tim 9 yang beranggotakan para kiai sebagai penasehat Lia Istifhama. KH Abdul Mutholib dari Wonorejo, Rungkut didaulat sebagai Ketua Tim 9.
"Alhamdulillah, kehadiran para kiai ini makin mempertebal semangat dan moral kita dalam mendukung Ning Lia," imbuh Yusuf.
Baca Juga: Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru
Sementara itu, KH. Masykur Hasyim yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan pilwali merupakan proses politik yang membutuhkan peran, doa, dan dukungan kiai. Apalagi bagi kaum nahdliyiin.
Sebagai ayah dari Lia, Kiai Masykur merespon positif munculnya anak muda yang berani tampil dalam kancah politik yang dipandang sangat mahal oleh banyak pihak.
Mantan komandan Banser Jatim tersebut juga menjelaskan bahwa komunikasi terkait Pilwali Surabaya juga telah terbangun dengan KH. Ali Badri dan KH. Zainuddin Husni.
Baca Juga: Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya
"Sebenarnya banyak kiai dan ulama yang merespons keberadaan Ning Lia ini. Namun kami berharap untuk langkah konkret awal adalah membentuk Tim 9 Kiai yang mampu memberikan support positif dan arahan untuk langkah strategis Pilwali Surabaya ke depan," kata Kiai Masykur.
Baihaqi Sirajit, seorang pengamat politik yang saat itu hadir, menilai memang penting sosok milenial yang bisa meraih suara signifikan grassroot di kota Surabaya.
"Harus diakui bahwa memang Ning Lia ini memenuhi variabel yang bisa diterima semua kalangan di kota Surabaya ini. Sosoknya merakyat dan bersahabat, sehingga sampai sekarang kekuatan relawan dan simpatisannya terus bertambah, meski semua tidak menampik bahwa memang ini figur yang sangat apa adanya," beber Baihaqi.
Baca Juga: Soal PHP Pilwali Surabaya, Bawaslu: Kami Hadir Memenuhi Undangan MK
Lia Istifhama sendiri setelah mendengar pemaparan para kiai dan konsultan politik yang hadir, menegaskan rasa syukurnya dalam menapaki proses Pilwali ini.
"Insya Allah sampai detik ini pun saya masih bisa menjaga diri, bahwa saya tidak berambisi mengejar jabatan apapun. Bagi saya, jika kemudian Allah menakdirkan saya di balai kota, maka itu murni suara harapan warga Surabaya. Jika bicara program, saya pun sudah siap dengan Nawa Tirta yang telah saya launching tanggal 9 bulan 9 tahun 2019," pungkas Lia. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News