JEMBER, BANGSAONLINE.com - Peredaran uang palsu (uang palsu) senilai Rp 16 juta berhasil digagalkan Resmob Polres Jember di Jalanan Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Diketahui, lembaran upal tersebut terdiri dari pecahan 50 ribuan 124 lembar, dan 100 ribuan sebanyak 98 lembar.
Upal tersebut didapatkan dari Pulau Madura, dan pelaku yang mengirim upal tersebut saat ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Sementara itu tersangka yang tertangkap dalam kasus ini adalah seorang residivis dengan kasus yang sama, dan merupakan target operasi polisi.
Baca Juga: Selama Ramadhan, Polres Jember Gelar Patroli Kamtibmas
"Kami berhasil menggagalkan upaya peredaran upal di wilayah Kecamatan Jenggawah, tepatnya di jalanan Desa Kertonegoro. Pelaku adalah residivis dan salah satunya inisial T adalah target operasi kami," kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat rilis di mapolres, Rabu (12/2/2020) siang.
Diketahui saat itu, tersangka Tehgno Axel Syaputra (38) warga Dusun Krajan, Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger, membeli upal dari Sunarso alias Pak Dah (60) warga Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah.
Dalam transaksi itu, Tehgno harus menyerahkan uang seharga Rp 4 juta untuk mendapat upal senilai Rp 16 juta dari Sunarso.
Baca Juga: Curanmor di Jember Terekam CCTV, 1 Motor Raib
Penangkapan terhadap kedua tersangka itu, lanjut Alfian, dilakukan di jalanan desa, di mana saat itu kedua tersangka sedang melakukan transaksi. "Ratusan upal senilai Rp 16 juta itu dibeli tersangka T dari S dengan harga perbandingan 1:4," kata mantan Kapolres Probolinggo ini.
Dari mana asal upal itu? "Berasal dari Pulau Madura menurut keterangan tersangka. Inisial pelaku di Pulau Madura itu P. Tersangka S membelinya dengan perbandingan harga 1:5," kata Alfian.
Baca Juga: Terekam CCTV, Maling Motor di Jember Hanya Butuh Beberapa Detik untuk Gondol Honda Beat
Saat ini pun polisi sedang memburu pelaku, yang diketahui bernama H. Putra asal Pulau Madura. Bersama rekannya, Mujib asal Bogor. "Saat ini (sudah) masuk dalam daftar DPO," katanya.
Ditanya kemungkinan peredaran upal itu ada kaitannya dengan persiapan Pilkada September 2020, pihaknya mengaku masih mendalaminya. "Kita akan lakukan antisipasi mendalam, agar tidak sampai membuat kegaduhan pilkada. Ada kemungkinan peredaran upal ini untuk persiapan pilkada," pungkasnya. (ata/yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News