JEMBER, BANGSAONLINE.com - Dugaan percobaan penculikan yang terjadi di SDN Jember Lor 1 Kecamatan Patrang, Jember, ternyata merupakan kesalahpahaman antara penjemput dengan salah seorang siswa.
Yang dimaksud pelaku penculikan ternyata merupakan salah satu wali murid yang hendak menjemput cucunya. Saat itu, si penjemput bermaksud menyapa siswa yang sedang membeli jajan di depan sekolah. Ia mengira si siswa adalah teman dari cucunya yang akan dijemput pulang.
Baca Juga: Siswi SMP Swasta di Surabaya Diduga Kabur Bersama Kekasihnya, Keluarga Lapor Polisi
Kasatreskrim Polres Jember AKP Yadwivana Jumbo Qantasson memastikan tidak ada percobaan penculikan di SDN Jember Lor 01. "Dari hasil CCTV di sekitar sekolah, orang yang diduga sebagai penculik merupakan Bapak Haryanto, salah satu wali murid kelas 3 SDN Jember Lor 01," kata Jumbo saat rilis di Mapolres Jember, Rabu (19/2/20).
Dugaan penculikan bermula ketika Haryanto hendak menjemput cucunya. "Karena tidak kunjung keluar, ia akhirnya menunggu. Saat menunggu cucunya keluar, ia bermaksud menyapa seorang siswi kelas 4 SDN Jember 01," katanya.
Namun, siswi tersebut merasa ketakutan, karena tidak mengenal pria yang dimaksud. "Sehingga berusaha menghindar dari Pak Haryanto karena takut, dan lari masuk ke sekolah," sambungnya.
Baca Juga: Antisipasi Penculikan Anak, Disdikbud Kota Mojokerto Minta Ortu Antarjemput Anak
Melihat kejadian tersebut, seorang siswa lainnya mengira Haryanto hendak menculik anak tersebut. Sehingga melaporkan kejadian itu kepada pihak guru.
Atas kejadian ini, Kasatreskrim mengimbau masyarakat kroscek terlebih dahulu apabila mendapatkan berita yang belum tentu kebenarannya, serta tidak langsung membagikannya melalui medsos.
"Masyarakat paling tidak harus memastikan kebenarannya kepada pihak berwenang ataupun yang terkait. Agar tidak sampai merugikan orang lain," katanya.
Baca Juga: Tangkal Hoaks Penculikan Anak, Polres Mojokerto Kota Edukasi Orang Tua
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Haryanto mengakui memang sering menyapa dan bercanda dengan murid-murid di tempat cucunya bersekolah. Ia mengaku sudah akrab dengan sejumlah murid karena sudah 3 tahun rutin antar-jemput cucunya.
"Tapi gara-gara kabar miring yang sudah viral di sosial media ini, saya merasa dirugikan," ungkapnya.
Bahkan cucunya sempat tidak mau bersekolah karena malu. Namun ia juga meminta maaf atas kesalapahaman ini. "Semoga menjadi pembelajaran bagi semua, dan tidak terulang kasus serupa," tuturnya. (ata/yud/rev)
Baca Juga: Kapolres Jember Imbau Masyarakat Tak Termakan Hoax Isu Penculikan Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News