Taman Kelinci Desa Mliwang, Wisata Edukasi Terbaru dan Satu-satunya di Tuban

Taman Kelinci Desa Mliwang, Wisata Edukasi Terbaru dan Satu-satunya di Tuban Suasana Taman Kelinci di Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban yang masih akan terus dikembangkan.

Anwar (29), salah satu pendamping wisatawan menerangkan, yang paling banyak mengunjungi wisata ini berasal dari lembaga pendidikan PAUD, TK, dan SD. Setiap berkunjung, para wisawatan diberi wawasan cara memegang, menggendong, memberi makan dan memelihara hewan kelinci yang benar.

Harapannya, pengunjung -utamanya anak-anak- bisa dekat dengan hewan kelinci. "Ya kebanyakan yang datang ke sini foto diri dengan menggendong kelinci," ungkap Anwar.

Untuk harga tiket masuk saat ini dipatok Rp 5.000. Dari pembayaran tiket itu, setiap pengunjung juga mendapatkan seikat kangkung untuk memberi makan kelinci.

Adapun jumlah kelinci di wisata ini sebanyak 200 ekor dan saat ini pengelola terus menambah jumlahnya.

Selain penambahan kelinci, pengelola juga sudah menyiapkan spot foto, warung tempat santai, musholla, gazebo, dan fasum lainnya seperti kamar mandi serta toilet.

"Mohon doanya semoga kedepan terus ada pengembangan dan inovasi. Kami berharap adanya wisata ini nantinya dapat menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar," tutur Anwar.

Sementara itu, Fuad Nursef Ghozali, Bagian Community Development Area Tambang Tanah Liat PT. Solusi Bangun Indonesia yang sekaligus ditunjuk sebagai PIC menerangkan, wisata edukasi itu dikembangkan di area konservasi tambang yang tidak masuk dalam IUP. Awalnya daerah itu untuk penghijauan, tetapi banyak tanaman dijadikan pakan ternak, sehingga banyak tanaman yang rusak. Dari situ, lalu diusulkan untuk dikelola dan dikerja samakan dengan desa.

Kemudian, kerja sama itu terjalin dan muncul ide dijadikan tempat wisata supaya tanamannya bisa hijau. Namun, di sisi lain masyarakat juga mendapatkan hasil tanpa harus dijadikan pakan ternak.

"Ide taman kelinci itu berawal dari dua orang di Desa Mliwang yang sukses mengembangbiakan kelinci," ujar Fuad sapaan akrabnya.

Alumnus UGM ini berharap, wisata tersebut memberikan alternatif pendapatan kepada warga Desa Mliwang. Sebab, selama ini sebagian besar lahan pertaniannya masuk menjadi lahan tambang pabrik.

Meski saat ini yang mendapatkan manfaat masih para sukarelawan anggota pokdarwis Sendang Cokro. Akan tetapi, ke depan diharapkan manfaat itu bisa sampai ke warga yang lainya.

Pokdarwis Sendang Cokro sendiri memiliki 24 anggota yang terdiri dari beberapa unsur masyarakat. Mulai dari karang taruna, pemerintah desa, dan tokoh-tokoh desa termasuk tokoh agama.

"Kami sifatnya membantu program kepada warga Desa Mliwang. Karena budget terbatas untuk memaksimalkan hasil. Sehingga, sebagian besar pengerjaannya secara gotong royong," beber Fuad. (gun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO