TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Rufianto, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Trenggalek mengungkapkan jumlah TKI dan TKW asal Kabupaten Trenggalek yang bekerja di negara terjangkit virus corona seluruhnya mencapai 480 orang.
Pernyataan ini disampaikan Rufianto di sela-sela kegiatan pencegahan dan penularan Covid-19 yang digelar oleh Polres Trenggalek bekerja sama dengan Dinkes.
Baca Juga: Ini Hasil Rakor Komisi IV DPRD Trenggalek dengan OPD Terkait
Lokasi kegiatan pencegahan dan penularan Covid-19 ini dipusatkan di Terminal Bus Surodakan, Trenggalek, dengan cara menyemprotkan disinfektan, Minggu (15/3).
"Melalui Perinaker (Perindustrian dan Tenaga Kerja), kita dapat informasi bahwa di Kabupaten Trenggalek ini TKW TKI kita yang ada di negara terjangkit, khususnya waktu itu di negara Cina, waktu itu ada sekitar 480 TKI TKW," ungkapnya.
"Jika ada laporan orang yang pulang dari negara terjangkit, maka upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah melakukan penyuluhan sekaligus melakukan deteksi, apakah yang bersangkutan tersebut terjangkiti virus corona atau tidak," katanya.
Baca Juga: Begini Cara Kepala Dinkes Trenggalek Ubah Stigma soal RSUD Panggul
Dinkes, lanjut Rufianto, juga telah melakukan langkah-langkah konkret berupa sosialisasi dengan melibatkan lintas sektor dan OPD terkait, serta melibatkan RT, RW, kasun, dan kepala desa.
"Tujuannya untuk melaporkan andai kata ada warganya yang pulang dari negara terjangkit maupun yang masih di sana," jelasnya.
Sehingga, nantinya Dinkes Trenggalek mampu memetakan, dan selanjutnya melakukan penyelidikan epidemiologi melalui para petugas puskesmas setempat.
Baca Juga: Kepala Dinkes Trenggalek: Anak TK/PAUD Hendaknya Dibekali Makanan Bergizi
"Untuk sementara ini di Trenggalek ada orang dalam risiko. Risiko itu artinya dia dari negara terjangkit, tetapi tidak menunjukan gejala gejala corona virus, tapi dipantau minimal selama 14 hari," terangnya.
Masih menurut Rufianto, Orang Dalam Risiko (ODR) tersebut saat ini jumlahnya ada 70 orang, namun tidak semuanya memiliki alamat yang lengkap. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News