Pemkot Surabaya Siapkan Gedung Isolasi bagi ODP Covid-19 dengan Gejala Ringan

Pemkot Surabaya Siapkan Gedung Isolasi bagi ODP Covid-19 dengan Gejala Ringan Gedung isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) dengan gejala ringan Covid-19 sedang dalam tahap pengerjaan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan gedung isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) dengan gejala ringan

Gedung isolasi yang berada di kawasan Surabaya selatan ini dikhususkan bagi ODP dengan gejala , seperti demam ringan, namun tidak dalam kondisi sesak napas. Gedung ini disiapkan sebagai upaya preventif mencegah penyebaran di Kota Surabaya.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

Koordinator Protokol Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, selain masif melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian hand sanitizer gratis dan pemasangan bilik sterilisasi, juga menyiapkan gedung isolasi bagi ODP dengan gejala ringan .

“Ruang (gedung, red) isolasi ini kita buat memang kalau untuk (gejala ) yang ringan-ringan, tidak ada sesak, tidak ada demam, kita taruh dalam ruang isolasi itu,” kata Febria sapaan akrabnya, Minggu (22/03).

Feny menjelaskan, sebetulnya ODP bisa melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Hal ini sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Walaupun positif , namun tidak ada gejala seperti demam dan sesak nafas, itu memang diwajibkan isolasi mandiri di dalam rumah selama 14 hari.

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

“Yang dikirim (isolasi) ke rumah sakit adalah yang ada sesaknya. Baik itu ada sesak ringan atau sesak berat itu dikirim ke rumah sakit,” katanya.

Menurutnya, jika ODP patuh terhadap isolasi mandiri yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, ia optimistis semua bisa aman. Namun, ia juga memastikan, petugas kesehatan dari Puskesmas tetap melakukan pemantauan kepada ODP tersebut selama 14 hari ke depan. 

“Tetap dilakukan pantauan 14 hari dari Puskesmas. Begitu Puskesmas setiap pagi melihat, kemudian itu nanti sampai 14 hari lewat, artinya sudah hilang virusnya,” terangnya.

Baca Juga: Kolaborasi, Portkesmas ‘Jaga Bersama’, Siapkan Anak Muda Komunikator Imunisasi di Jatim

Sedangkan ruang isolasi yang disiapkan pihak rumah sakit, kata Feny, memang dikhususkan bagi ODP atau pasien dalam pemantauan (PDP) yang memang memiliki gejala , seperti sesak nafas dan demam. Setidaknya terdapat 15 rumah sakit rujukan di Surabaya yang memiliki ruang isolasi khusus. Masing-masing rumah sakit tersebut, memiliki satu hingga dua ruang isolasi.

“Paling banyak (ruang isolasi) berada RSU dr. Soetomo Surabaya ada delapan. Kalau di RSUD BDH (Bhakti Dharma Husada) Surabaya ada satu, sedangkan RSUD Soewandhie ada dua. Tetapi kemarin RSUD Soewandhie direnovasi, jadi selesainya minggu depan,” ungkapnya.

Feny yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini menambahkan, gedung isolasi yang disiapkan oleh pemkot di kawasan Surabaya selatan ini standarnya memang dibuat seperti di rumah sakit. 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

"Di gedung itu, terdapat 30 tempat tidur yang telah disiapkan. Namun demikian, gedung isolasi ini dikhususkan bagi ODP dengan gejala ringan . Khusus ODP nanti kalau agak demam sedikit ditaruh ke situ. Begitu dia (gejala) berat, baru (diisolasi) ke rumah sakit,” tambahnya. (ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO