SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Insiden orang meninggal mendadak kembali terjadi. Tercatat dalam dua hari kemarin, sebanyak tiga korban tiba-tiba meregang nyawa. Yaitu di Buduran, Sedati, serta di Wonoayu.
Dari hasil pemeriksaan medis ketiganya diduga terserang penyakit kronis.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Korban yang meninggal di Buduran yaitu Budiman. Pukul 20.00, dia tiba di warkop jalan Antartika desa Siwalanpanji. Warga Jalan Bogen, Tambaksari, Surabaya itu ngopi bersama teman-temanya.
Awalnya, tidak terlihat gejala serangan jantung. Budiman tampak gayeng berbincang sembari mencecap kopi. Salah satu temannya yang sempat diajak ngobrol yaitu Mujalal.
Selang setengah jam, warkop bersiap tutup. Sebab, mulai tanggal 28 Maret - 11 Mei, kota delta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Seluruh aktivitas dibatasi jam malam. Termasuk warkop. Maksimal tempat ngopi itu buka hingga pukul 21.00.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Lantaran kopi belum tandas, Budiman diberikan toleransi. Pemilik warkop menunggu hingga kopi habis. Korban terus mengobrol dengan Mujalal.
Selang beberapa menit, Sujalal kaget. Budiman seketika lemas lalu ambruk. Dia pingsan mendadak. Teman-temannya panik.
Sujalal dan Abdul Wahab memberanikan diri. Keduanya menggotong Budiman. Tubuh supir itu dibaringkan di kursi kayu.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Berulang kali, tubuh Budiman digoncang. Dadanya terus ditekan. Agar napas kembali memenuhi paru-parunya. Sayangnya, Budiman tak kunjung siuman. Usaha warga sia-sia. Budiman meninggal dunia.
Warga bergegas menghubungi Polsek Buduran. Sejurus kemudian Tim bidang dokter kesehatan polresta (biddokespol) dibantu Kapolsek Buduran Kompol Sujut serta Kanitreskrim Polsek Buduran Ipda Nanang Mulyono mengevakuasi korban.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Petugas yang datang melakukan evakuasi memakai Alat Pelindung Diri (APD). "Langsung di bawa ke RSUD Sidoarjo," ucap Nanang.
Peristiwa kedua terjadi di Sedati. Pukul 10.00, Sulihan dan Suwanto melintas di jalan raya Buncitan, Sedati. Keduanya mengendarai Honda Supra X nopol L 5572 DI. Mereka hendak menuju Gedangan.
Suwanto yang membonceng Sulihan curiga. Sebab, temannya terus diam ketika berada di atas motor. Warga Tuban itu lantas menoleh ke kaca spion. Memastikan kondisi Sulihan.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Seketika Suwanto menepi. Dia melihat mata Sulihan terpejam. Tubuh pria 37 tahun itu tampak lemas. Setelah dicek, warga desa Soko, Tuban itu pingsan.
Bergegas, Suwanto putar haluan. Dia dibantu anggota Polsek Sedati beranjak ke Puskesmas Sedati. Agar Sulihan mendapatkan penanganan cepat.
Sayangnya, setelah pemeriksaan, Sulihan dinyatakan meninggal dunia. "Jenazah sudah dibawa ke RSUD," ucap Kanitreskrim Polsek Sedati Ipda Febi Andis Feridan.
Baca Juga: Polisi Dalami Anak Bunuh Ibu di Sidoarjo
Selang satu jam, kejadian serupa terjadi di Wonoayu. Tepatnya di Dusun Gondang, Desa Candinegoro, Wonoayu. Rusmiani tiba-tiba meninggal dunia.
Dari keterangan Taufik, warga setempat, sejak tujuh hari yang lalu, Rusmiani berobat di rumah sakit. Karena sakit typus. "Memang sudah lama di rumah sakit," ucapnya.
Baca Juga: Jenazah Perempuan Gegerkan Warga Waru, Diduga Tewas Dibunuh Anaknya
Nah, kemarin dia memutuskan pulang ke rumah. Namun, kondisinya kembali memburuk. Perempuan 47 tahun itu mengeluh sakit. Ketika dibawa ke rumah sakit nyawanya tak tertolong.
Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji menjelaskan tiga kejadian itu telah ditelaah. Dari hasil pemeriksaan medis, kematian itu bukan disebabkan korona. "Namun penyakit bawaan," ucapnya.
Contohnya di kejadian di Buduran. Budiman meninggal disebabkan serangan jantung. Di Wonoayu disebabkan typus. (cat/rev)
Baca Juga: 5,9 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp8,25 M Dimusnahkan Bea Cukai Sidoarjo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News