PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Rapat Kerja Pansus Covid-19 DPRD Pasuruan dengan Disperindag dan Dinkop UM guna mengevaluasi program pengadaan 2,5 juta masker diwarnai ketegangan hingga aksi pukul meja, Sabtu (09/05) malam.
Aksi spontanitas tersebut dilakukan oleh salah satu anggota dewan, Rudi Hartono. Politikus PKB ini merasa nama baiknya tercoreng, lantaran juga dicatut media. Ia disebut mendapat jatah pengadaan 10 ribu masker.
Baca Juga: Dua Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Resmi Dilantik Gantikan Rusdi dan Shobih
"Kita ini memiliki keluarga dan anak istri, dengan adanya berita tersebut seakan-akan kita ikut bermain. Demi Allahm saya sampaikan tidak ikut-ikut (proyek pengadaan masker, red)," jelasnya.
Bahkan, Rudi meminta agar Disperindag dan Dinkop menunjukkan data UMKM dan IKM yang mendapat plotting pengadaan masker kepada anggota pansus. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah ada UMKM dan IKM yang menjadi milik atau berafiliasi dengan anggota dewan.
Desakan yang sama disampaikan oleh Agus Suyanto, yang juga sempat dikabarkan mendapat jatah 1 juta pengadaan masker. "Kita meminta dinas terkait menyampaikan kepada forum rapat, biar teman wartawan tahu, apa ada nama kami," jelas politikus PKB ini.
Baca Juga: Ning Mila Siap Perjuangkan Aspirasi Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat
Terkait hal tersebut, Kadisperindag Edy Suwanto menegaskan pihaknya tak pernah memberikan data UMKM dan IKM yang mendapat jatah pengadaan masker kepada media. "Kita menjamin tidak pernah menyampaikan data ke publik. Kalau yang diuat di berita itu, kami tidak tahu," jelas Edy.
Sementara Kadinkop UM, Hasani, mengungkapkan bahwa sebelumnya memang ada oknum dewan yang tanya soal pengadaan masker itu kepada dirinya.
"Tapi itu sifatnya hanya mereka minta informasi saja. Tidak ada anggota dewan yang meminta ke dinas untuk merekom UMKM untuk mendapat pengadaan masker," tegasnya.
Baca Juga: AKD DPRD Pasuruan 2024-2029 Resmi Terbentuk, Gerindra Tak Kebagian Kursi
Ia menyampaikan, sampai saat ini progres pengerjaan 2,5 juta belum mencapai 50 persen. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya sulitnya mendapat bahan baku, imbas PSBB di Pasar Grosir Surabaya.
Dinkop yang mendapat kuota pengadaan 1 juta masker sampai saat ini hanya mampu menyelesaikan 476.246 lembar masker. Sedangkan Disperindag baru menyelesaikan 320.000 lembar dari total 1,5 juta jatah masker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News