Bantu Kiai Asep, Polisi-TNI Masuk Gang-gang Sempit Bagikan Beras dan Uang

Bantu Kiai Asep, Polisi-TNI Masuk Gang-gang Sempit Bagikan Beras dan Uang Salah satu aparat polisi sedang membagikan beras per orang 5 kg dan uang Rp 50 ribu sedekah dari Kiai Asep Saifuddin Chalim, kepada warga Siwalankerto Utara Surabaya, Jumat (22/5/2020). foto: MMA/ BANGSAONLINE.COM

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jalan Siwalanketo Utara Surabaya, kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, tiba-tiba penuh aparat kepolisian dan TNI. Banyak warga bertanya-tanya ada apa gerangan?

Ternyata para aparat kepolisian dan TNI dari Polsek dan Kodim setempat sedang membantu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah itu sedang membagi 60.000 paket beras (perorang 5 kg), 40.000 sarung, dan uang per orang Rp 50 ribu.

Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong

Sedekah ini, selain untuk membantu para relawan penanganan covid-19 dan warga terdampak secara sosial ekonomi virus corona, juga sedekah rutin menjelang Idul Fitri 1441 H. 

“Yang 1.000 paket saya bagikan di sekitar pondok ini,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (22/5/2020). Yang lain, disebar di Mojokerto.

Nah, aparat polisi dan TNI yang terdiri dari para Bhabinkamtibnas dan Babinsa itu membantu membagikan sedekah Kiai Asep tersebut. Yaitu berupa 5 kilo beras dan uang Rp 50 ribu. Yang menarik, sambil membawa gerobak yang didorong relawan, para aparat itu masuk ke gang-gang kecil dan sempit di kampung Siwalankerto.

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA bersama aparat kepolisian dan TNI di ruang tamu kediamannya di Jalan Siwalankerto Surabaya, Jumat (22/5/2020). foto: MMA/BANGSAONLINE.com) 

“Assalamualaikum,” kata mereka sambil mengetok pintu warga. Begitu penghuni rumah muncul mereka langsung memberikan beras dan uang. “Ini dari Kiai Asep,” kata petugas itu menjelaskan. Mereka lalu pindah ke rumah lain.

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

Ada juga satu rumah, tapi dihuni beberapa kepala keluarga (KK). Otomatis aparat itu kembali lagi mengambil beras dari gerobak untuk diberikan kepada warga yang menunggu di depan pintu.

Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep Saifuddin Chalim menjelaskan tentang sejarah kampung Siwalankerto Utara Surabaya itu. “Kampung ini dulu kampung pejudi. Ndak tahulah. Kalau malam hari (mereka) juga minum-minum (minuman keras-Red). Dan memusuhi saya. Sampai saya mendatangkan Banser,” kata Kiai Asep Saifddin Chalim di kediamannya di tengah-tengah mengomando pembagian beras, sarung, dan uang.

Ternyata makin lama, perilaku maksiat mereka makin menjadi-jadi. “Saya membiarkan saja. Saya membiarkan,” kata Kiai Asep . Tapi Kiai Asep tetap peduli dan memperhatikan mereka. “Kalau saya habis pengajian, berkat saya berikan mereka,” kata Kiai Asep.

Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah

Selain itu, Kiai Asep juga mengadakan kegiatan sosial yang membantu mereka. “Pemuda-pemuda saya berikan kaos,” ungkap Ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Bukan hanya itu. Kiai Asep juga menyantuni para janda, fakir miskin. “Ya tidak banyak. Para janda itu kita kasih Rp 300 ribu tiap orang,” katanya. Kebiasaan menyantuni para janda ini terus dilakukan Kiai Asep hingga sekarang. Pantauan BANGSAONLINE.com, Jumat hari ini, Kiai Asep selain membagikan beras ke kampung-kampung, juga membagikan uang Rp 300 ribu kepada para janda. Pembagian uang untuk para janda di-handle salah satu putrinya, Neng Zahroh.

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

Nah, dari aksi-aksi sosial yang istiqamah itu, akhirnya warga Siwalankerto mulai berubah. Banyak mereka yang kemudian berperilaku baik. “Ternyata kadang-kadang dakwah bil-hal (tindak nyata), dengan memperhatikan kebutuhan mereka, dapat seperti itu (berubah menjadi baik-Red),” kata Kiai Asep.

Memang, kata Kiai Asep, masih ada beberapa orang yang masih tetap berperilaku tidak baik. Tapi yang dominan adalah orang-orang yang baik. “Tapi yang mendukung saya dan pondok pesantren lebih dominan,” kata Kiai Asep.

Bahkan ada seorang yang semula sangat anti Kiai Asep, tapi ketika menjelang meninggal ia malah menjadi pendukung setia Kiai Asep. “Dia seorang angkatan laut. Namanya Pak Pur. Dia kemudian menjadi orang paling setia kepada saya,” kata Kiai Asep.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Kiai Asep juga mencontohkan dakwah bil-hal di Kembangbelor. Yang dimaksud Kembangbelor adalah kampung di Pacet Mojoketo yang kini menjadi area Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang didirikan Kiai Asep. Pondok pesantren ini sangat besar dan kini memiliki 8.000 santri.

“Di Kembangbelor juga begitu. Dulu, tak ada orang salat,” kata Kiai Asep. Bahkan musala di kawasan kampung ini banyak tahi ayamnya. Karena tak pernah dipakai untuk salat. Tapi setelah Kiai Asep mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah, kini mayoritas salat. “Sekarang 99 persen orang di Kembangbelor salat,” tuturnya.

Padahal, kata Kiai Asep, tak ada orang berdakwah di kawasan ini. Hanya saja mereka oleh Kiai Asep diberdayakan secara ekonomi. Ada yang dijadikan tukang bangunan, diberi pekerjaan laundry dan sebagainya. Jadi, kata Kiai Asep, dakwah bil-hal itu kadang jauh lebih efektif.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

Menurut Kiai Asep, status sosial-ekonomi pendakwah sangat menentukan. Artinya, seorang pendakwah yang secara ekonomi kurang mampu, kadang tak dihiraukan oleh masyarakat. Beda dengan pendakwah yang kaya. Karena masyarakat juga butuh sentuhan ekonomi. Nah, setelah kebutuhan materi mereka diperhatikan, barulah dakwah billisan itu efektif dan dibutuhkan. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO