SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Terhitung sudah empat hari genangan air merendam dua RT di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin. Banjir tak kunjung surut. Dampaknya, saat ini, warga mulai terpapar penyakit kulit.
Kondisi itu dikeluhkan salah satu warga Kedungbanteng, yaitu Lukman Arip. Kakinya mulai dihinggapi rasa gatal. Jamur berwarna putih tumbuh di sela-sela jemari dan telapak kakinya. Lantaran setiap hari dia harus berjalan di kubangan air. "Airnya sangat keruh," jelasnya.
Baca Juga: Cegah Banjir, TMMD Sidoarjo Tinggikan Jalan Lingkungan
Arip menuturkan, sejumlah warga kini juga mengeluhkan hal yang sama. Kulit kakinya gatal-gatal. "Kami berharap pemkab segera turun mengatasi banjir," ucapnya.
Total, sebanyak 130 rumah warga terendam genangan. Ketinggian air berkisar 25 cm. Tak hanya hunian, banjir juga menutupi jalan serta sekolah.
Untuk mempercepat penanganan banjir, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) turun ke lapangan. Petugas memasang dua pompa air. Alat penyedot itu diletakkan di tanggul sementara (kisdam) Avour Banjarpanji.
Baca Juga: Peduli Warga Terdampak Banjir, PWI Sidoarjo Gelar Baksos
Kabid Irigasi dan Pematusan DPUBMSDA Shanty Wahyu Anggraini mengatakan kemarin petugas mulai memasang pompa air. Dia berharap, secepatnya pompa bisa beroperasi. "Target kami air bisa segera dipompa," paparnya.
Dua pompa air itu bakal bekerja 24 jam. Menyedot air dari avour Banjar. Air dialirkan menuju saluran dam Kedungpeluk. "Agar tidak balik, kami perkuat kisdam Banjarpanji," jelasnya.
Selain pemasangan pompa air, pemkab juga mempercepat normalisasi sungai. Titik sungai yang dikeruk yaitu saluran Gedangrowo bawah menuju saluran Banjarpanji. Total panjang afvour yang dikeruk mencapai 2 km. "Saat ini normalisasi sudah berjalan," jelasnya.
Baca Juga: Polsek Tanggulangin Salurkan Bantuan Air Bersih di Desa Terdampak Banjir
DPUBMSDA memetakan penyebab genangan di Kedungbanteng. Dari telaah, banjir dipicu dua penyebab. Pertama, adanya penurunan tanah. Karena Kedungbanteng berdekatan dengan kawasan tanggul lumpur.
Aktivitas semburan lumpur membuat kontur di dalam tanah berubah. Isi bumi menyembul keluar. Alhasil, permukaan tanah turun.
Penyebab kedua yaitu sedimentasi. Sungai dan saluran air dipenuhi endapan. Avour yang semula dalam menjadi dangkal.
Baca Juga: Tangani Banjir di Sidoarjo, BPBD Jatim Kerahkan Alat Berat
Menurut Shanty, dalam waktu dekat DPUBMSDA bakal membangun jalan dan saluran air. Jalan ditingkatkan. "Saluran air dibangun untuk menampung air," Pungkasnya. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News