SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peristiwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) sujud di kaki dr Sudarsono jadi heboh, baik di media sosial maupun di media mainstream. Lalu bagaimana pandangan hukum Islam?
“Sujud adalah sebuah puncak penghambaan yang tulus seorang hamba terhadap Tuhannya dengan meletakkan kepala sebagai mahkota yang paling dijunjung tinggi dan dihormati di tempat yang paling hina, kaki. Sujud dalam artian yang demikian hanya boleh dilakukan oleh makhluk kepada Sang Khaliq, Penciptanya. Sujud kepada sesama makhluk haram hukumnya,” tegas Dr KH Sofiyullah Muzammil (Gus Sofi) kepada BANGSAONLINE.COM, Senin (29/6/2020) malam.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
Tapi bukankah malaikat pernah sujud kepada Nabi Adam? Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashifa Sleman Jojakarta itu menjelaskan bahwa perintah Allah agar malaikat sujud kepada Adam - sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 34 - bukan sujud seorang hamba kepada Tuhannya, tapi sujud penghormatan dari seorang hamba kepada sesama hamba-Nya atas perintah Allah SWT.
“Jadi malaikat melakukan penghormatan (sujud) kepada Adam bukan karena kemuliaan dan kehebatan Adam atas malaikat, tapi karena mematuhi perintah Allah,” tegas Gus Sofi.
Baca Juga: Hadiri Moonzaya Bersholawat, Risma Bercerita soal Penutupan Dolly
(Wali Kota Surabaya saat sujud di kaki dr Sudarsono. foto: yudi/ bangsaonline.com)
Menurut dia, peristiwa "bersujud”-nya seorang wali kota di kaki seorang tenaga medis -kalau benar itu dimaksudkan untuk sujud - seharusnya tidak sepatutnya terjadi. Apapun alasannya.
“Sujud hanya boleh dilakukan oleh seorang mahkluk kepada Tuhannya. Tuhan yang telah menciptakan kehidupan dan yang menguasai alam semesta.Tenaga medis bukan Tuhan,” kata Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga itu.
Baca Juga: Setelah Cagub Risma, Giliran Cabup Dhito Silaturahmi ke PD Muhammadiyah Kediri
Menurut dia, ketidakmampuan mengendalikan tingkat penyebaran Covid-19 seharusnya dijadikan pelajaran bahwa manusia itu, siapa pun dan apapun jabatan dan kekuasaan yang dimilikinya, pada hakekatnya ia tidak bisa apa-apa, she/he is nothing.
"Manusia bisa melakukan sesuatu karena atas kehendak-Nya, tanpa kehendak-Nya maka manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Seberapa pun hebatnya usaha yang dilakukan kalau Tuhan tidak berkehendak, maka tidak akan pernah terjadi," jelas Gus Sofi yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3i) itu.
Baca Juga: Dengar Berbagai Masukkan, Cagub Risma Sapa Ribuan Warga Kediri di Kawasan SLG
(Wali Kota Tri Rismaharini saat audensi dengan IDI Surabaya di Balai Kota Surabaya. foto: yudi/ bangsaonline.com)
Sebaliknya, kata dia, seberapa besar kekuatan dan kekuasaan yang dikerahkan kalau Tuhan berkehendak, maka tidak akan ada yang bisa mencegah dan menghalanginya. Ia lalu mengutip Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim nomor 736.
“Sukses dan gagal adalah buah dari usaha atau ikhtiar. Manusia hanya berkewajiban menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh. Apapun hasil akhirnya Tuhan yang berkuasa menentukannya,” katanya.
Baca Juga: Tri Rismaharini Sapa Pekerja Pabrik Rokok dan Kampung di Malang
Seorang pemimpin, kata dia, tidak boleh frustrasi dan menyalahkan diri berlebihan saat Tuhan menunjukkan ketidakmampuannya. Seorang pemimpin bukan Tuhan yang tidak boleh gagal. “Keberhasilan dan kegagalan adalah bukti kalau dia manusia, bukan Tuhan,” katanya.
Seperti diberitakan, kini viral video Risma sujud di kaki dokter Sudarsono. Ia bersujud dan menangis di hadapan sejumlah dokter, saat audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Balai Kota, Senin (29/6/2020).
Peristiwa itu bermula dari keluhan dokter Sudarsono, yang merupakan Ketua Tim Pinere (Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging) RSUD dr. Soetomo Surabaya, tentang membeludaknya pasien Covid-19 di RS.
Baca Juga: Dua Pasangan Penantang Khofifah Jalani Tes Kesehatan Hari ini di RSUD dr Soetomo
Dokter tersebut menyatakan, salah satu penyebab membeludaknya rumah sakit karena banyak warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Risma sontak mendekati dokter tersebut dan bersujud di kakinya. Sambil tersedu Risma menyatakan bahwa pihak Pemkot Surabaya tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan RS dr. Soetomo, yang berada di bawah kewenangan Pemprov Jawa Timur.
Baca Juga: Khofifah-Emil Vs Marzuki-Risma, Serius atau Gertak Politik?
"Kami tidak bisa masuk Rumah Sakit dr. Soetomo pak, kami bisa kalau rumah sakit yang lain. Kalau Bapak nyalahkan kami, kami enggak terima, kami tidak bisa masuk di sana," ujar Risma yang mengungkapkan kekesalannya di hadapan dokter.
Usai dibujuk sejumlah orang yang hadir, Risma kembali berdiri dan melanjutkan audiensi. dr. Sudarsono pun melanjutkan permohonannya kepada Pemkot Surabaya agar bisa melakukan mediasi untuk mencari solusi terkait penanganan Covid-19 di RS dr. Soetomo.
Risma bukan kali ini saja sujud di kaki manusia. Sebelumnya saat acara pertemuan dengan para takmir masjid pasca-teror bom di Surabaya tahun 2018, Risma juga mencium kaki salah satu takmir sambil menangis. Peristiwa itu terjadi saat Muhammad Tohir, salah satu takmir masjid, protes tulisan di undangan acara tersebut.
Baca Juga: Mensos Risma Kunjungi Rumah Balita Korban KDRT di Situbondo
"Apa ada yang salah dengan kami sehingga para takmir perlu dibina?," kata Muhammad Tohir. Risma lalu meminta maaf turun menghampiri tempat duduk salah satu takmir itu.
"Saya minta maaf karena undangan itu mendadak. Situasi Surabaya seperti ini. Tadi saya juga kumpulkan semua kepala sekolah," ucap Risma.
Begitu juga saat acara dengan Grup Astra Surabaya. "Kalau boleh saya diberikan kesempatan, saya akan sujud di depan bapak atau ibu sekalian, karena saya terima kasih sekali. Kaki saya tidak kuat," kata Wali Kota Risma di sela-sela membacakan sambutan, Kamis (2/1/2020). Ia pun langsung sujud. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News