Kopiah "M Thoib" asal Kota Kediri, Tetap Laris Berkat Inovasi Motif dan Model

Kopiah "M Thoib" asal Kota Kediri, Tetap Laris Berkat Inovasi Motif dan Model Elva Nur Aini Shobah, meneruskan usaha bapaknya.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kopiah identik dengan tutup kepala yang itu-itu saja. Di tangan Elva Nur Aini Shobah (39 tahun), yang sudah turun temurun jadi usaha keluarga menjadi kekinian dan tampil beda.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Tenaga Kerja (Dinkop UMTK) Kota Kediri memberi perhatian usaha ini dengan memfasilitasi pengurusan legalitas pembuatan Commanditaire Vennootschap (CV) secara gratis. Sedangkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) memfasilitasi pengurusan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atas kreasi dari Elva.

Merek M Thoib asal Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, sudah cukup dikenal di masyarakat seputaran Kediri. M Thoib, merupakan usaha turun temurun yang dimulai oleh Mansyur. Ia memulai usahanya di rumah, Singonegaran, Kota Kediri. Kemudian tahun 1994 diteruskan oleh anaknya, M. Thoib dan menggunakan nama ini menjadi merek. Pada era 90-an, usaha milik M. Thoib mengalami kejayaan.

“Kami sampai memperkerjakan hingga 5 orang,” kata Elva Nur Aini Shobah (39), Sabtu (4/7). Elva merupakan anak dari M. Thoib yang kini memegang usahanya. Kondisi paling ramai adalah saat masa giling pabrik gula yang banyak terdapat di wilayah Kediri. Para pedagang mendatangi rumah M. Thoib untuk menjadi reseller.

Seiring waktu, usaha M. Thoib mengalami stagnasi. Terlebih setelah M. Thoib sakit. “Kopiah sempat tidak begitu populer lagi. Selain itu, saingan usaha bukan datang dari Kota Kediri, tapi juga dari Gresik, yang memang dari dulu dikenal sebagai sentra pembuatan ,” kata Elva.

Mendengar kabar kalau bapaknya sakit, anak dari M Thoib yang setelah menikah mengikuti suami pindah ke Kalimantan ini memutuskan untuk pulang kampung, meneruskan usaha milik bapaknya. Rupanya, campur tangan dari Elva membuat M. Thoib kembali menemukan pasarnya.

“Saya kreasi model dan corak dari lebih modern dan keren,” jelas Elva. Kopiah M. Thoib digemari kembali. Per bulan, Elva bisa menjual produknya hingga 100 buah . Namun begitu pandemik terjadi, penjualannya langsung merosot tajam, hanya 30 buah per bulan.

Hanya saja, itu tak membuatnya surut. Ia tetap berusaha untuk meningkatkan kreasi usahanya. Selain , ia juga membuat ragam produk yaitu sorban, sajadah, sarung, dan baju muslim. Keragaman produk ini juga membuka pasar lebih luas. Elva rajin mengikuti berbagai pelatihan, pendampingan, dan promosi UMKM yang banyak diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun swasta.

“Kalau legalitas, saya banyak dibantu oleh Dinas Koperasi Kota Kediri. Kami dibuatkan CV gratis. Selain itu, Disperdagin juga menguruskan HAKI. Itu bantuan penting buat M. Thoib,” kata Elva.

Elva tetap mempertahankan nama M Thoib karena sudah telanjur populer dan terkenal secara kualitas. Kopiah M. Thoib berbahan kain keseluruhan, tidak seperti kebanyakan yang dalamnya ada bahan kartonnya. Kainnya pun kuat, tebal, dan mempunyai corak kekinian. Meski Elva juga tetap memproduksi konvensional berbahan beludru hitam. Kopiah corak dihargai Rp 80 ribu, sedangkan yang hitam dihargai Rp 120 ribu. Kalau paket dan sorban dihargai Rp 200 ribu. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO