GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Imam Zusdi Ghozali meninggal dunia pada hari Sabtu, 1 Agustus 2020. Almarhum meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, dan dinyatakan positif terjangkit Covid-19.
Sebelum meninggal, Ketua DPRD Kabupaten Jepara bersama anak buahnya sempat melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke DPRD Gresik, Jawa Timur, untuk membahas soal penanganan Covid-19.
Baca Juga: Kabel Utilitas Masih Semrawut Meski Ada Perda di Gresik
Setelah pulang dari Kunker di DPRD Gresik, Politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang masih berusia 49 tahun ini mengeluhkan sakit.
Dia langsung dilakukan perawatan di RSUD Sunan Kalijaga, Demak, Jawa Tengah, sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, kemudian meninggal dunia.
Kabag Humas dan Protokol Sekretariat Dewan (Setwan) Gresik membenarkan, kalau Ketua DPRD Kabupaten Jepara Imam Zusdi Ghozali sempat melakukan kunker di DPRD Gresik sebelum meninggal.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun 2024, DPRD Gresik Paripurnakan Pembahasan 6 Raperda
"Iya benar. Almarhum Ketua DPRD Jepara sebelum meninggal kunker di DPRD Gresik," ujar Hari Syawaludin kepada BANGSAONLINE.com, Senin (3/8) pagi.
Menurut Hari, saat kunker Ketua DPRD Jepara bersama rombongan diterima oleh Anggota Komisi IV yang membidangi penanganan Covid-19 di ruang Paripurna DPRD Gresik.
Ketika itu, lanjut Hari, kunker dilakukan pada hari Senin (27/7) pagi. Rombongan diterima Anggota Komisi IV DPRD Gresik Noto Utomo (Fraksi PDIP) dan Dawam (Fraksi Gerindra). "Yang pasti bukan pimpinan DPRD yang menerima," terang mantan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik ini.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Gresik Minta Pemkab Mitigasi Banjir Kota
Hari menegaskan, protokol kesehatan tetap dijaga saat DPRD Gresik menerima kunker Ketua DPRD Jepara.
"Sebelum rombongan Ketua DPRD Jepara diterima, cuci tangan pakai hand sanitizer, dan pemeriksaan suhu tubuh (thermo gun) dilakukan. Saat di-thermo gun suhu menunjukkan angka 36 derajat, makanya diizinkan masuk," katanya.
Kemudian, saat melakukan pertemuan, jaga jarak di ruang paripurna sesuai protokol kesehatan. Tak ada jabat tangan, dan tak ada prosesi tukar cinderamata.
Baca Juga: Respons Wakil Ketua DPRD Gresik soal Banjir di Kawasan Kota
Hari mengungkapkan, pertemuan waktu itu berlangsung singkat sekitar 10 menit. Sebab, saat itu ada demo.
"Untuk itu, Ketua DPRD Jepara meminta materi yang dibutuhkan soal Covid-19 dikirim via email. Ya materi akhirnya kami kirim via email ke Ketua DPRD Jepara. Jadi, semua protokol kesehatan standar Covid-19 telah dijalankan," ungkapnya.
Hari mengungkapkan, setelah pihaknya pada Sabtu, 1 Agustus 2020, mendapat kabar Ketua DPRD Jepara meninggal positif Covid-19.
Baca Juga: DPRD Gresik Minta Usaha Tambak Udang di Bawean Berhenti Aktivitas Sampai Perizinan Lengkap
Anggota Kondisi IV yakni Noto Utomo dan Dawam pada Sabtu, 1 Agustus siang langsung melakukan rapid test di rumah sakit.
Noto Utomo, kata Hari, lakukan rapid test di RS Mabarrot Bungah, dan Dawan di RS Petrokimia Gresik (PG). Hasilnya ? " Keduanya dinyatakan non reaktif, " jelasnya.
Hari juga menambahkan, Ketua DPRD Jepara dan rombongan sebelum melakukan Kunker ke DPRD Gresik juga sudah melakukan protap kesehatan standar Covid-19. Yaitu, berupa rapid test (tes cepat). Sebab, itu merupakan prosedur untuk masuk wilayah lain di saat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Belanja THL Kabupaten Gresik Capai Rp180 Miliar, Anha: Output dan Outcome Harus Jelas
"Logikanya Ketua DPRD Jepara dan rombongan bisa berangkat Kunker ke DPRD Gresik setelah hasil rapid test-nya negatif. Hal itu yang juga dilakukan DPRD Gresik sebelum kunker ke daerah lain," imbuhnya.
Hari menyatakan, bahwa gedung DPRD Gresik setiap dua hari sekali dilakukan penyemprotan disinfektan. "Langkah ini untuk menghindari sebaran Covid-19, " pungkasnya.
Sementara Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Gresik, Tarso Sagito, S.H., M.Hum., menyatakan turut menerima Kunker rombongan Ketua DPRD Jepara.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Ketika itu, lanjut Tarso, dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ikut menemui selain dirinya, juga ada Kepala Bappelitda (Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah) Herman TH Sianturi, dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sentot Supriyohadi.
Menurut Tarso, saat itu juga ada rombongan Kunker dari DPRD Bangkalan, Madura.
"Untuk materi yang mereka pelajari penanganan Covid-19, serta realokasi dan refocusing anggaran APBD 2020 untuk penanganan pandemik Covid-19. Karena materi sama, kunker 2 rombongan DPRD Jepara dan Bangkalan dijadikan satu di ruang rapat paripurna," terang Tarso kepada BANGSAONLINE.com, Senin (3/8).
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Tarso juga mengatakan protokol kesehatan tetap ditegakkan saat melakukan pertemuan. "Saat dialog pun jaga jarak dan tak ada jabat tangan. Saya pun jauh waktu itu dengan rombongan," pungkasnya. (hud/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News