Pilbup Mojokerto, Tiga Cabup-Cawabup Bertarung, Siapa Unggul?

Pilbup Mojokerto, Tiga Cabup-Cawabup Bertarung, Siapa Unggul?

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemilihan bupati-wakil bupati (Pilbup) Kabupaten Mojokerto diperkirakan diikuti tiga pasang calon (paslon). Yaitu, Ikfina Fahmawati-Muhammad Al-Barra, Yoko Priono-Choirunnisa, dan Pungkasiadi-Titik Mas’udah. Mereka bahkan kini sama-sama aktif bergerak sosialisasi dengan cara dan strateginya masing-masing.

Yang menarik, hingga kini pasangan calon bupati-wakil bupati Pungkasiadi-Titik Mas’udah belum mengumumkan akronim sebagai identitas simbolik gerakan mereka. Ini berbeda dengan Ikfina Fahmawati-Gus Barra (panggilan Muhammad Al-Barra) yang sudah mendeklarasikan akronim Ikbar, dan Yoko Priono-Choirunnisa yang mengidentifikasi diri sebagai Yoni. Ikbar bahkan telah mempopulerkan identitas simboliknya lewat lagu-lagu berbahasa Jawa yang dinyanyikan penyanyi koplo berambut gimbal, Cak Sodik.

Baca Juga: Kecewa Bupati, 500 Mantan ASN Mojokerto Ikrar Dukung Mubarok

“Ya, mungkin karena selama ini menunggu rekom turun, menunggu kepastian,” tutur sumber BANGSAONLINE.com kenapa Ipung - panggilan Pungkasiadi - belum mengumumkan akronimnya .

Rekom untuk Ipung-Titik Mas’udah dari PDIP memang baru turun pada 17 Juli 2020 lalu. Ipung dan Titik Mas’udah didukung PKB (11 kursi) dan PDIP (9 kursi). Namun, rekom dari PKB hingga kini kabarnya belum juga turun.

Lalu bagaimana gerakan Ipung? "Kan dia incumbent," tutur sumber itu lagi. Menurut dia, kegiatan pejabat otomatis jadi berita bahkan berimplikasi langsung ke publik, meski tidak untuk sosialisasi. Ibarat pepatan, ia bisa menyelam sambil minum air.

Baca Juga: Polres Mojokerto Kerahkan 1.600 Personel Pengaman Pilkada, Bupati Ikfina Doakan Aman

Ipung didampingi Titik Mas'udah, adik kandung Menteri Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. Titik Mas'udah kini Bendahara Umum Fatayat NU.

Sedang Yoni didukung Golkar (6 kursi) dan PPP (5 kursi). Meski hanya dua parpol dan tidak sebesar PKB dan PDIP di Mojokerto, tapi dari jumlah kursi, Yoni sudah memenuhi syarat sebagai calon bupati dan wakil bupati. Informasi yang didapatkan BANGSAONLINE.COM, Yoni bergerak masif secara door to door.

"Dulu Pak Yoko kan timnya MKP, jadi strategi itu yang ditiru dan dipraktikkan," tutur sumber BANGSAONLINE.COM. Yang dimaksud MKP adalah Mustafa Kemal Pasa, mantan Bupati Mojokerto. Yoko sendiri Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Mojokerto.

Baca Juga: Survei Terkini, Elektabilitas Gus Barra 58,5%, Jauh Tinggalkan Ikfina yang Cuma 35 %

Selain itu, tutur sumber itu lagi, Yoni diuntungkan dengan figur Choirunnisa sebagai cawabubnya. Menurut dia, Choirunnisa dikenal luas di Mojokerto. Choirunnisa selain pernah jadi Wakil Bupati Mojokerto (2010-2015) juga istri KH Syihabul Irfan Arif (Gus Irfan), mantan ketua PCNU Kabupaten Mojokerto. 

Bagaimana dengan Ikbar? Gerakan Ikbar gegap gempita dan masif. Pasangan Ikfina Fahmati-Gus Barra – panggilan Muhammad Al-Barra – ini didukung Partai Nasdem (3 kursi), Demokrat (5 kursi), Hanura (2 kursi), PKS (4 kursi), PAN (2 kursi), dan Gerindra (3 kursi). 

Selama ini Ikbar paling gencar dan semarak dalam sosialisasi. Bahkan Ikbar berkali-kali mendatangkan berbagai elemen masyarakat ke Guest House Institut KH Abdul Chalim di Pacet Mojokerto. Antara lain: pengurus PCNU, MWC NU, ranting NU, Muslimat NU, Fatayat NU, takmir masjid, aparat desa, para mantan lurah, arus bawah parpol, hingga para (tahfidz) penghafal al-Quran yang jumlahnya ribuan di Mojokerto.

Baca Juga: Di Ponpes Ma'had An Nur Singowangi Kiai Asep Berharap Barra-Rizal Menang Mutlak

Ikbar juga ditopang nama besar Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Kiai Asep yang ayahanda Gus Barra itu selain dikenal sebagai kiai dermawan juga ketua umum Pergunu yang punya jaringan luas. Selain itu tentu saja Kiai Asep memiliki banyak santri sekaligus wali santri yang bisa menjadi pemilih aktif. 

Tapi siapa paslon yang unggul dan punya potensi menang? Nah, inilah yang menarik. Coblosan masih lima bulan lagi. Pilkada serentak akan digelar pada 9 Desember 2020. Jadi masih cukup lama. Semua paslon masih punya kesempatan untuk melakukan manuver politik sekaligus sosialisasi, bahkan kampanye untuk menarik simpati publik.

Uniknya, hingga sekarang belum ada lembaga survei yang mengumumkan ke publik siapa di antara tiga paslon itu yang memiliki popularitas dan elektabilitas paling tinggi. Akibatnya, publik juga belum tahu siapa paslon yang unggul di bumi Mojopahit itu. Bahkan publik juga belum tahu apa saja program unggulan yang ditawarkan para paslon itu.

Baca Juga: Gus Fahmi Ngaku Idolakan Gus Barra, Bukan Ikfina dan Gus Dollah, Kakaknya

Yang ada baru saling klaim di antara para pendukung para paslon. Misalnya, mereka mengklaim paslon yang didukungnya paling popular, paling disukai publik, paling banyak dukungan, paling tinggi elektabilitasnya dan seterusnya. Tapi tanpa disertai data akurat dan memadai. Apalagi survei!

Namun bisa jadi, para paslon itu sudah melakukan survei, tapi belum diumumkan ke publik atau hanya untuk data internal.

Dan yang lebih menarik lagi, ternyata klaim-klaim paling unggul itu tidak hanya dilakukan pendukung satu paslon. Tiga pendukung paslon itu melakukan klaim yang sama. Semua merasa paslonnya paling unggul, paling populer, dan paling memiliki elektabilitas tinggi. 

Baca Juga: Lagi, Kiai Asep Turun ke Tiga Kecamatan, Investor Tak Akan Dipersulit Izinnya Asal Memihak Rakyat

Lalu mana yang benar? Wallahu'alam. Tapi itulah faktanya. Asyik juga kan? Ya, tentu sangat asyik! Tapi sekaligus mengerikan! Kenapa? Karena klaim-klaim tanpa data akurat itu bisa mengakibatkan para paslon terbuai “angin surga” yang pada saatnya justru menjadi badai yang mengagetkan karena tak sesuai fakta. Nah ! (MMA)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO