GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pendapatan negara. Akibatnya, sejumlah program pemerintah terimbas.
Bantuan Keuangan (BK) dari Pemerintah Pusat berupa Alokasi Dana Desa (ADD) misalnya, juga mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini juga berimbas terhadap BK ADD di Kabupaten Gresik.
Baca Juga: Kajari Gresik Sebut Sisa Anggaran CSR dari Perusahaan di Desa Roomo Tembus Rp11 Miliar
"ADD di Gresik juga mengalami penurunan dampak pandemi Covid-19," ungkap Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik, Nurul Yatim kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (4/8/2020).
Menurut Nurul Yatim, suplai ADD 2020 untuk desa se-Kabupaten Gresik mengalami penurunan rata-rata Rp 20 juta. "Jadi, rata-rata berkurang ADD-nya Rp 20 juta," tegas Nurul Yatim.
Oleh karena itu, lanjut Nurul Yatim, kepala desa (kades) akan merasionalisasi dana ADD dengan berkurangnya Rp 20 juta. "Kami rasionalisasi penggunaan ADD, yang pasti tak akan mengganggu penghasilan tetap (siltap) perangkat," ungkapnya.
Baca Juga: Sosialisasi Penggunaan DD, ini Pesan Kajari Gresik pada Kades se-Kebomas agar Tak Korupsi
Nurul Yatim menjelaskan, pengurangan dana transfer BK berupa ADD itu berlaku nasional. Artinya, terjadi di seluruh daerah se-Indonesia. Namun, volume penurunan tak sama. Ada 10 persen, 20 persen, bahkan 40 persen.
"Saya dapat info di Sidoarjo pengurangan hingga 40 persen. Alhamdulillah, di Gresik pengurangan tak sampai 10 persen," terang Kades Baron Kecamatan Dukun ini.
Nurul Yatim lebih jauh menyatakan bahwa suplai ADD dari pemerintah pusat untuk tahun 2020, rata-rata antara Rp 300 juta - Rp 500 juta per desa.
Baca Juga: Pemdes Kembangan Gresik Gencar Pavingisasi Jalan Lingkungan
"Untuk itu, kepala desa diharapkan bisa memaksimalkan penggunaan ADD itu untuk kebutuhan desa selama setahun," tukasnya. (hud/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News