KOTA SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020 tinggal 5 bulan lagi, yakni pada 9 Desember mendatang. Namun, masyarakat Surabaya masih terkesan apatis terhadap penyelenggaran pilwali.
Demikian menurut Pengamat Sosiologi Politik asal Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr. Agus Mahfudz Fauzi, M.Si. Ia mengatakan, masyarakat Surabaya masih gamang jelang Pilwali Surabaya kali ini.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
Menurut Agus, salah satu faktornya adalah lantaran hingga kini belum ada kepastian dari partai politik (parpol) dalam merekomendasi calon yang maju sebagai kontestan di Pilwali.
"Dari beberapa lembaga survei mencermati Pilwali Surabaya ini masih dinamis dalam beberapa bulan ini. Dari pencermatan, persentasenya tidak sampai 20 persen, ya 15 persenlah," ujar Agus, pria yang pernah menjabat sebagai Komisioner KPU Jatim kepada bangsaonline.com, Kamis (6/8/2020).
Faktor hambar dan apatisnya masyarakat Surabaya ini, menurut Agus, bisa dipengaruhi akan figur Risma yang sudah tak bisa lagi maju sebagai calon.
Baca Juga: Hadiri Moonzaya Bersholawat, Risma Bercerita soal Penutupan Dolly
"Kan para calon ini para pendatang baru, dan masyarakat belum tahu siapa-siapa mereka dan kapasitas mereka. Masyarakat belum fokus saja siapa calon-calon yang ditawarkan," terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Perubahan Sosial dan Media Baru Unesa tersebut.
Dari perspektif Agus, figur Risma sangat ikonik bagi warga surabaya. Meski di masa periode kedua pemerintahannya ini, Risma dihadapkan pada persoalan Covid-19. Bahkan, sempat berkonflik secara tidak langsung dengan Gubernur Jatim.
"Tapi selama kepemimpinan Risma masih terkenang bagi warga Surabaya, sehingga warga Surabaya masih mengharapkan seperti figur Risma dalam menjalankan roda pemerintahan di Surabaya," pungkasnya. (nf/rev)
Baca Juga: Setelah Cagub Risma, Giliran Cabup Dhito Silaturahmi ke PD Muhammadiyah Kediri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News