PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Maraknya orderan fiktif pemesanan makanan dengan sistem Cash on Delivery (COD) atau bayar di lokasi pemesan, meresahkan para pengusaha kuliner di Kabupaten Pamekasan.
Rumah Sakit Umum (RSU) Asyifa Husada Kabupaten Pamekasan menjadi tempat paling sering diteror oleh orderan fiktif makanan dari orang yang tak dikenal tersebut.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Dalam kasus orderan fiktif makanan ini, pelaku mengaku sebagai perawat di Unit IGD RSU Asyifa Husada yang bernama Desty Wulan. Padahal tidak ada nama perawat tersebut di RSU Asyifa Husada.
Rahman, Security RSU Asyifa Husada mengatakan, pesanan makanan yang diorder cukup banyak. Mulai dari pempek lenjer, pempek kapal selam, dan pempek jumbo. Selain memesan makanan tersebut, pelaku juga sempat meminta tolong untuk mengisikan pulsa kepada pemilik rumah makan sebesar Rp 50 ribu untuk nomor dirinya, dan Rp 50 ribu lagi untuk nomor temannya. Pelaku pemesan makanan fiktif ini berjanji akan membayar di RSU Asyifa Husada.
Apesnya, setelah pengantar makanan sudah tiba di RSU Asyifa Husada, nomor WhatsApp pemesan makanan malah tidak aktif. "Kejadian orderan makanan fiktif ini tidak hanya terjadi sekali di RSU Asyifa Husada, melainkan sudah berkali-kali," ujar Rahman, Rabu (12/8/2020).
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
Pengantar makanan, sewaktu itu mengaku dari Rumah Makan Pempek Palembang. "Saya waktu itu gak menalangi makanan yang sudah dipesan itu. Cuma sebagian teman-teman saya yang lain ada yang menalangi untuk dibeli," kata Rahman.
"Semua korban saat melapor ke kami, si pelaku mengatasnamakan Desty Wulan. Selama saya kerja di Asyifa sekitar 9 tahun, tidak ada namanya Desty Wulan yang kerja di sini," jelas Rahman.
Bahkan, saat pihaknya menulusuri ke rekan kerjanya yang lain, ternyata kejadian orderan fiktif makanan tersebut sudah seringkali terjadi di tempat kerjanya.
Baca Juga: Calon Wakil Bupati Pamekasan dari Pasangan Kharisma Hadir dalam Video Dugaan Money Politic
Rahman merinci, berdasarkan laporan yang dirinya terima dari sejumlah korban, pelaku memesan makanan cukup banyak. Untuk pempek total pembelian bisa mencapai Rp 400 ribu lebih, pecel blitar 10 bungkus, kebab 10 bungkus, dan juga dibarengi dengan permintaan isi pulsa.
Ia berharap pihak kepolisian menelusuri dan melacak nomor pelaku agar tidak semakin banyak rumah makan yang menjadi korban.
"Kalau misal nanti ada korban yang melapor, pasti si pelaku ini diproses hukum, karena ada pencemaran nama baiknya, dan jelas pemilik rumah makan pasti dirugikan," pungkasnya. (yen/zar)
Baca Juga: Didampingi Pj Bupati, UK Petra Serahkan Proyek Hibah Teknologi Biogas di Taneyan Lanjhang Pamekasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News