SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Surabaya kali ini berbeda dengan KKN biasanya. Lantaran kondisi masih pandemik Covid-19, kali ini kegiatan KKN dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Meski dilakukan secara mandiri, namun kegiatan KKN tetap harus memberikan dampak positif bagi warga di lingkungan sekitar. Mahasiswa dituntut mengetahui permasalahan yang ada di lingkungannya, kemudian memberikan kontribusi berupa memberikan solusi atau jalan keluar.
Baca Juga: UHT Surabaya Wisuda Pertama Program Diploma 4 dan Strata 3
KKN mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang bekerja sama dengan Pemprov Jatim ini mengusung tema “Kampung Tangguh Pemutusan Rantai Penyebaran Covid-19”. Kegiatan utamanya adalah penyuluhan atau sosialisasi terkait pentingnya disiplin penerapan protokol kesehatan (protkes) pencegahan Covid-19 kepada masyarakat. Seperti menggunakan masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan, serta menjaga jarak.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Anggraeny Puspaningtyas, S.A.P., M.A.P., mengatakan, bahwa kegiatan pada KKN kali ini sejatinya tetap sama seperti halnya sebelum adanya pandemik.
“Mahasiswa harus menganalisis situasi yang ada pada lingkungan tempat tinggalnya, agar dapat memberikan dan membuat kegiatan yang terlihat dan berdampak positif selama masa pandemi ini,” katanya.
Baca Juga: 2.211 Calon Mahasiswa ITS Lolos Jalur SNBT 2024, Masih Tersedia Seleksi Mandiri Kemitraan dan Umum
Salah satu mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 yang menjalani KKN adalah Dwi Jaya Prasetito. Ia melaksanakan sejumlah kegiatan pengabdian di lingkungan tempat tinggalnya, yakni Perum Nirwana Asri RW 05 Desa Kemasan, Kecamatan Krian, Sidoarjo.
Kegiatan yang disusun selama KKN menyesuaikan tema yang diusung, yakni “Kampung Tangguh Pemutusan Rantai Penyebaran Covid-19”. Antara lain, dengan menyosialisasikan protokol kesehatan melalui spanduk dan poster yang dipasang di tempat fasilitas umum seperti musala, pos, atau tempat berkumpul warga lainnya. Dwi juga membuat tempat cuci tangan atau wastafel portabel yang kemudian didistribusikan ke kampungnya sebagai implementasi Kampung Tangguh.
Baca Juga: Pembinaan dan Pengelolaan Potensi Maritim di Wilayah Pesisir pada Masyarakat Nelayan Gisik Cemandi
(Akses di pintu masuk Perum Nirwana diperketat. Warga yang keluar masuk diwajibkan memakai masker dan cuci tangan)
“Tidak hanya itu, saya juga melakukan pendampingan kepada para pelajar yang saat ini sedang belajar daring (online). Sebab, ada sejumlah orang tua murid yang memiliki keterbatasan waktu dalam mendampingi kegiatan belajar anaknya,” ujar Dwi.
Adapun KKN Mandiri ini digelar 11-31 Agustus, diikuti oleh 280 mahasiswa yang tersebar dari beberapa daerah di wilayah Provinsi Jawa Timur maupun di luar Jawa Timur. (*)
Baca Juga: ITS Raih Enam Gelar Juara di Kontes Robot Indonesia 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News