Diduga ​Abaikan Protokol Kesehatan, Tokoh Masyarakat Kecam Sosialisasi Eri-Armuji

Diduga ​Abaikan Protokol Kesehatan, Tokoh Masyarakat Kecam Sosialisasi Eri-Armuji Petugas Satgas Covid-19 memberi pertolongan kepada salah satu peserta sosialisasi pasangan ErJi yang tiba-tiba ambruk. (foto: ist).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sosialisasi Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Eri Cahyadi dan Armuji di Benowo, Surabaya Barat mendapat reaksi negatif dari sejumlah tokoh masyarakat. Pasalnya, pelaksanaan sosialisasi diduga digelar berkerumun tanpa mematuhi protokol kesehatan.

Padahal, saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19. Akibatnya, ada satu orang dari kerumunan massa yang tidak sadarkan diri. Korban kemudian dibawa dengan ambulans untuk mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga: Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD

Tokoh Masyarakat Madura di Surabaya, H. Ali Badri Zaini mengecam kejadian itu. Menurutnya, di tengah pandemi covid-19, seharusnya sosialisasi yang dilakukan mengedepankan protokol kesehatan Covid-19, hal itu untuk mencegah penyebaran corona kepada masyarakat.

"Nggak boleh itu, saya sangat prihatin dan menyayangkan. Kok ada calon pemimpin tidak disiplin dengan protokol kesehatan," ujarnya, Senin (21/9/2020).

Ali Badri menegaskan, kalau calon pemimpin tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, maka tidak layak memimpin Kota Surabaya. Seharusnya, pemimpin bisa jadi suri teladan yang baik kepada masyarakat

Baca Juga: Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru

"Kalau pemimpin tidak disiplin, tidak memberikan contoh yang baik, bagaimana dengan masyarakatnya?," imbuhnya.

Dia meminta Panwascam setempat untuk melakukan penyidikan kasus tersebut. Bahkan, jika memang terbukti melanggar protokol kesehatan, Panwascam harus bertindak tegas, tanpa tebang pilih, melakukan penindakan.

"Itu harus disemprit, Panwascam harus nyemprit, tindak tegas," ujarnya.

Baca Juga: Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya

Ali Badri menilai, sosialisasi Eri-Armuji sangat memalukan. Belum menjadi wali kota sudah memberikan contoh yang tidak baik. "Memalukan. Kalau memang ada unsur pidananya, harus diproses secara hukum," tandasnya.

Terpisah, Ketua Muslimat NU Kota Surabaya, Hj. Lilik Fadilah juga turut menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, saat ini memang belum waktunya kampanye, bapaslon harusnya hanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Baca Juga: Soal PHP Pilwali Surabaya, Bawaslu: Kami Hadir Memenuhi Undangan MK

"Sangat disayangkan, santunlah seperti Muslimat, di mana tidak akan melakukan gerakan yang sampai mencederai masyarakat," tuturnya.

Lilik menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 yang belum ditemukan vaksinnya, sosialisasi bapaslon wajib menghindari kerumunan. Protokol kesehatan harus dilakukan untuk menekan persebaran Covid-19 di Kota Pahlawan.

"Kita harapkan dari pasangan calon waspada dan taati protokol kesehatan, sehingga tidak terjadi kerumunan dan memakan korban bagi masyarakat," pungkasnya.

Baca Juga: MK Gelar Sidang Lanjutan PHP Pilwali Surabaya 2 Februari 2021

Sebagaimana diketahui, Bapaslon Eri-Armuji melakukan sosialisasi di Jawar, Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Surabaya, Minggu (20/9/2020) kemarin.

Pada sosialisasi tersebut, diduga terdapat massa berkerumun tanpa mematuhi protokol kesehatan. Akibatnya, satu orang menjadi korban hingga diangkut ambulans Tim Satgas Covid-19 Polrestabes Surabaya. Foto dan video peristiwa itu, belakangan viral di media sosial. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO