Cabup Dhito Dengarkan Curhatan Para Difabel Tuna Rungu Anggota Gerkatin

Cabup Dhito Dengarkan Curhatan Para Difabel Tuna Rungu Anggota Gerkatin Ketua Gerkatin Kabupaten Kediri Marifatus Sa'diyah, didampingi Ketua Gerkatin Jawa Timur Maskurun (paling kiri) saat menyerahkan cindera mata kepada Hanindhito Himawan Pramono. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Calon Bupati Kediri melanjutkan safari keliling Kabupaten Kediri. Hari ini, Rabu (7/10), Dhito menemui anggota tuna rungu yang tergabung dalam Gerkatin (Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) Kabupaten Kediri di Kedai Chandra Desa Turus, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Dhito hadir untuk mendengarkan curhatan mereka, meski harus melalui penerjemah isyarat.

Sebelum berdialog, Dhito menyempatkan melihat dari dekat hasil karya anggota Gerkatin yang telah disiapkan sebelumnya. Para difabel tuna rungu tersebut memajang hasil produk UMKM yang selama ini digelutinya. Seperti alat rias, peralatan potong rambut, dan beberapa suvenir hasil karyanya.

Ketua Gerkatin Kabupaten Kediri Marifatus Sa'diyah, didampingi Ketua Gerkatin Jawa Timur Maskurun, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa saat ini anggota Gerkatin di Kabupaten Kediri berjumlah 60 orang. Selama ini, lanjut Sa'diyah, sebenarnya sudah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kediri. Namun, untuk bisa terlibat di sektor swasta maupun pemerintahan masih sangat minim.

Melalui Vina, penerjemah isyaratnya, Sa'diyah mengatakan, selama ini sudah banyak kegiatan yang telah dilakukan Gerkatin Kabupaten Kediri. Tetapi, semua belum bisa dilaksanakan secara maksimal tanpa dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kediri, untuk membangun kreativitas disabilitas tuli di Kabupaten Kediri.

Dalam kesempatan berdialog dengan Dhito, Gerkatin Kabupaten Kediri berharap adanya perhatian yaitu akses terhadap penyandang disabilitas agar bisa ikut terlibat di sektor tenaga kerja, direkrut sebagai tenaga terampil, baik di pemerintahan atau swasta.

"Kemudian dapat mengikuti pelatihan-pelatihan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), di sisi kesehatan yakni tersedianya kemudahaan komunikasi atas komunikasi di rumah sakit khususnya bagi disabilitas tuli. Sebab komunikasi yang terjadi antara pasien tuli dengan dokter di rumah sakit di Kabupaten Kediri selama ini masih dalam bentuk tulis," ujar Sa'diyah melalui penterjemahnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO