BANGSAONLINE.com - Jumlah dokter di Thailand yang telah menandatangani petisi yang memprotes kekerasan terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah, telah meningkat dari 386 menjadi 1.008.
Pada hari Senin, petugas medis mengeluarkan pernyataan yang mengutuk kebijakan demonstrasi pada hari Jumat (16 Oktober). Sebab, water cannon untuk membubarkan aksi diisi dengan cairan kimia. Cairan itu digunakan untuk membuyarkan pendemo dari Persimpangan Pathumwan.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
Fatalnya, banyak korban berjatuhan. Tragis terjadi ketika jalur ambulans yang pengangkut para korban, diblokir aparat.
Pernyataan itu mengatakan personel medis harus merawat setiap orang tanpa diskriminasi dalam keadaan apa pun dan melindungi hak dan privasi pasien.
Para dokter juga menuntut agar pihak berwenang mengikuti peraturan internasional, dan berhenti menggunakan kekerasan terhadap protes damai, sambil memastikan bahwa rumah sakit berada di lokasi yang aman dan netral.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Peraturan internasional melarang penggunaan bahan kimia yang menyebabkan iritasi, dan diarahkan kepada pengunjuk rasa damai, kata petugas medis.
Akibat semprotan itu, para pengunjuk rasa mengeluhkan sensasi terbakar di mata dan kulit mereka.
"Pemerintah harus memperhatikan standar internasional dan membuka ruang bagi masyarakat yang ingin menyuarakan pendapatnya," tambah para dokter.
Baca Juga: Kuliah di Luar Negeri itu Gampang, Tinggal Pilih, di Turki atau Thailand
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News