Selain menyiapkan upaya-upaya tersebut, untuk mengembangkan pertanian, khususnya padi di tengah semakin sempitnya lahan pertanian, Gus Muhdlor menyatakan bakal menyiapkan program pelatihan untuk para petani di Sidoarjo. "Misalnya pelatihan soal pengetahuan kualitas tanah," bebernya.
Tak hanya itu, untuk mengatasi anjloknya harga padi saat musim panen, selain meningkatkan komunikasi pemkab dengan Bulog, Gus Muhdlor punya gagasan agar hasil panen padi tidak dibeli murah oleh para tengkulak.
Yakni mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memiliki usaha jual beli hasil pertanian, termasuk koperasi-koperasi di Sidoarjo. Sehingga Bumdes dan koperasi bisa membeli gabah hasil panen petani dengan yang wajar.
"Ke depan, petani perlu diberikan asuransi. Agar ketika gagal panen, bahasanya 'tibo gak loro-loro (jatuh tapi tidak terlalu sakit)," pungkas Gus Muhdlor.
Sementara itu, salah satu petani di Desa Wonokarang, Suntono, saat bertemu Gus Muhdlor, menyatakan berharap bantuan mesin perontok padi dari pemkab untuk petani di Desa Wonokarang. "Kami tidak punya mesin perontok. Kalau panen ya ngambil (sewa) dari desa lain," cetus Suntono.
Namun, kata Suntono, harapan utama para petani seperti dirinya, ketersediaan pupuk menjadi sebuah kebutuhan utama. "Kalau Gus Muhdlor nanti jadi bupati, kami berharap ya bisa memenuhi kebutuhan pupuk untuk masyarakat petani," harap Suntono. (sta/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News