KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mendengar kata Kampoeng Anggrek, pikiran orang pasti melayang ke area perkebunan yang asri di Lereng Gunung Kelud. Ya, Kampoeng Anggrek, merupakan kawasan wisata bunga, produksi dan penjualan anggrek. Terletak di Lereng Gunung Kelud, tepatnya berada di Dusun Semberpetung, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Sebelum pandemi, pengunjung Kampoeng Angrek bisa mencapai 3.000 orang seharinya, terutama di hari Sabtu dan Minggu. Namun selama pandemi, Kampoeng Anggrek harus tutup seperti tempat wisata utama lainnya di Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Tahun Depan, Sumber Corah Pare akan Dibuka Lagi
Sebelum pandemi, Kampoeng Anggrek buka setiap hari mulai Senin-Sabtu: 08.00-16.30 WIB/tiket Rp 10.000. Khusus hari Minggu/Hari Libur: 08.00-17.00 WIB/tiket Rp 12.000. Namun ketika pandemi mendera, mulai pertengahan bulan Maret 2020-akhir September 2020, Kampoeng Anggrek ditutup total. Otomatis pemasukan dari tiket pengunjung dan pembelian anggrek, juga berhenti.
Ada beberapa jenis anggrek di Kampoeng Anggrek ini, antara lain phalaenopsis/anggrek bulan, vanda, catlea, onsidum, dan dendrobium. Keindahan bunga anggrek memang sudah mendunia. Saking indahnya, bunga anggrek sampai dijadikan judul sebuah lagu jadul. Meski banyak jenisnya, anggrek yang tenar dan menjadi favorit adalah anggrek bulan, dan yang kedua adalah dendrobium.
Satu tangkai anggrek bulan saat ini dihargai Rp 125 ribu, sedangkan jenis lain harganya bervariasi dari harga Rp 30-100 ribuan. Indonesia merupakan pemilik bunga anggrek dengan tingkat keanekaragaman terbesar kedua setelah Brazil. Ada 5.000-6.000 spesies anggrek yang berada di Indonesia dari total 26.000 spesies anggrek di dunia.
Baca Juga: Nanas Khas Gunung Kelud Jadi Incaran Wisatawan saat Musim Liburan, Segini Harganya
Guna menyiasati keadaan pandemi, pengelola Kampoeng Anggrek mulai berpikir keras bagaimana caranya agar Kampoeng Anggrek tetap berjalan, maka sejak bulan Mei 2020, pihak pengelola melakukan penjualan secara online.
Zaenudin, Direktur PT Anugrah Anggrek Nusantara, Pengelola Kampoeng Anggrek menjelaskan bahwa selama pandemi semua karyawan dialihkan ke produksi, yaitu mulai dari induk, persilangan, pengecambahan, laboratorium, pembibitan, sampai pembesaran.
Baca Juga: Serunya Liburan di Sumber Kurung Kediri, Bisa Terapi dan Minum Kopi Campur Rempah-Rempah
Menurut Zaenudin, kapasitas laboratorium sebetulnya mencapai 300 ribu/tahun. Tapi sekarang ini produksinya hanya 120 ribu bibit/tahun atau 10 ribu/bulan.
Dikatakan oleh Zaenudin, di masa pandemi Kampoeng Anggrek tidak ada pengunjung sama sekali. Baru ketika Kabupaten Kediri masuk zona kuning, lanjut Zaenudin, pihaknya berkonsultasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Kediri dan sejak dua minggu lalu diperbolehkan buka, namun secara terbatas.
"Dari kapasitas 3.000 pengunjung/hari, saat ini hanya diperbolehkan separuhnya saja. Meski begitu mungkin saat ini hanya sekitar 500 pengunjung saja per harinya. Kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat,. Yang penting, kami bisa bertahan hidup," kata Zaenuddin, Jumat (23/10/2020). (uji/zar)
Baca Juga: Jelang Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1220, Pemdes Panjer Gelar Kirab Budaya dan Sesuci Tirta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News