Budidaya Tabulampot Milik Kades Jambu Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

Budidaya Tabulampot Milik Kades Jambu Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19 Kebut Bibit Tabulampot milik Agus Joko Susilo di Desa Jambu, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri.

(Agus Joko Susilo saat menunjukkan alpukat jenis kelud yang lagi berbuah)

Menurut Agus, beda alpukat jenis aligator dan kelud adalah, kalau jenis aligator itu buahnya basah, sedang jenis kelud buahnya kering. Tabulampot ini di usia 2 tahun sudah berbuah.

"Sistem tabulampot itu sebenarnya hanya masalah pengaturan air. Biaya untuk setiap pohon dari pembibitan, polybag, dan pupuk, sekitar 60 ribu rupiah. Nanti bisa dijual sampai 750 ribu rupiah per pohon," terang Agus.

Masih menurut Agus, selain dua jenis alpukat aligator dan kelud, di kebunnya juga ada alpukat jenis miki dan alpukat red vietnam, ucikawada. Juga ada sawo jumbo, mangga, jambu, nanas.

Terkait dengan adanya pandemi Covid-19, Agus mengaku tidak terlalu berpengaruh. Pihaknya hampir setiap hari menerima permintaan bibit buah dari seluruh Indonesia. Juga banyak yang langsung berkunjung ke kebun tabulampot, baik dari lokal maupun dari luar kota, termasuk yang terakhir adalah kunjungan kerja dari Komisi B DPRD Megetan.

"Di masa pandemi ini, permintaan tabulampot justru bertambah. Kunjungan langsung dan membeli ke kebun juga masih banyak, meski harus menerapkan protokol kesehatan," pungkas Agus Joko Susilo. (uji/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO