Dokter di Lamongan Temukan Alat Minimalisir Kontak Tenaga Medis dengan Pasien Covid-19

Dokter di Lamongan Temukan Alat Minimalisir Kontak Tenaga Medis dengan Pasien Covid-19 Dokter Puskesmas Sekaran Kabupaten Lamongan, dr. Arif Cholifaturrohman dan alat temuannya. (foto: ist)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Didorong rasa keprihatinan atas banyaknya angka kematian tenaga medis di Indonesia akibat terpapar , Cholifaturrahman, seorang dokter di Puskesmas Sekaran Kabupaten membuat terobosan baru untuk meminimalisir terjadinya kontak antara tenaga medis dengan pasien suspek .

Menurut dr. Arif Cholifaturrahman, alat tersebut adalah Infusion Monitoring Assistance (IMA) merupakan implementasi Internet of Medical Things (IoMT).

Baca Juga: Harga Iphone 8 Turun Hingga 1 Jutaan, Smartphone Mungil Ini Layak Digunakan Hingga Tahun 2025?

Infusion Monitoring Assistance atau IMA berfungsi memonitor terapi infus dari jarak jauh. IMA tersebut memiliki dua buah mikrokontroler, yaitu Attiny85 dan ESP32 serta sensor yang terdiri dari led infrared dan phototransistor,” kata dr. Arif Cholifaturrahman, Selasa (17/11/2020).

Arif Cholifaturrahman menyebutkan, hasil nilai analog dari sensor akan masuk ke Attin85 untuk dikomparasi saat ada tetesan atau tidaknya.

"Dan hasil dan komparasi nilai analog dari sensor akan menghasilkan sinyal digital yang akan masuk ke pin interrupt dari ESP32. Mikrokontraler ESP32 akan memproses data dan mengirimkan data ke bot Telegram," ungkapnya.

Baca Juga: Jet X dan Gamifikasi: Bagaimana Fitur Gamifikasi Meningkatkan Keterlibatan Pemain

"Sehingga bisa memonitor infus melalui smartphone, tidak harus bolak-balik ke ruangan pasien untuk mengecek infus. Kemudian selain mengirimkan notifikasi ke Telegram, alat ini juga mengirimkan notifikasi dengan cara berbunyi," sambungnya.

Lebih lanjut, dr. Arif Cholifaturrahman menjelaskan, dirinya bersama Ahmad Cholifa Fahruddin dalam membuat Infusion Monitoring Assistance (IMA) membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 minggu dengan biaya pembuatan satu buah alat, yaitu sebesar Rp 755 ribu.

"Ini semua saya buat sendiri, mulai dari hardware-nya, casing-nya juga bikin sendiri, saya gunakan 3D printing," pungkasnya. (qom/zar)

Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar Crazy Time Casino: Apa yang Perlu Anda Ketahui

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO