Mahasiswa Unmuh Malang Dampingi Warga Lamongan Buat Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan

Mahasiswa Unmuh Malang Dampingi Warga Lamongan Buat Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan Mahasiswa Unmuh Malang foto bersama menunjukkan produksi alat tangkap ikan "Jarang". (foto: ist)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Sejumlah Mahasiswa Universitas Muhamadiyah (Unmuh) Malang melaksanakan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Ngareng, Desa Kudikan, Kecamatan Sekaran, Kabupaten .

Mahasiswa yang terdiri dari Bravicha Bunga Fitriana, Abdul Rohim, Doni Putra, Muh. Yusuf, dan Muh. Hasbi Akbar ini melakukan pendampingan kepada masyarakat setempat untuk membuat alat tangkap ikan tradisional, karena alat tersebut cukup ampuh dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024

"Kami melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam pembuatan alat tangkap ikan yang dikenal dengan nama 'Jarang' karena dinilai cukup produktif dan ramah lingkungan," ujar Bravicha Bunga Fitriana, Mahasiswa Semester VII Fakultas Hukum Unmuh Malang kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (12/1/2021) pagi.

Menurut Bunga, selama sebulan dirinya bersama empat orang rekannya yang jurusan teknik mendampingi masyarakat pedesaan agar tetap produktif dengan membuat alat tangkap ikan. Tidak hanya membuat alat tangkap ikan, pihaknya juga memberikan pelatihan dengan membuat stik daun kelor sebagai kegiatan rumahan yang mampu memberikan tambahan pendapatan warga setempat.

"Masyarakat sangat antusias menerima pelatihan dari Mahasiswa KKN Unmuh Malang, saya berharap ilmu yang sudah bisa dipraktikkan tersebut tetap bisa berkelanjutan, sehingga bisa membantu perekonomian keluarganya," ujar Bunga.

Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo

(Mahasiswa Unmuh Malang foto bersama menunjukkan stik daun kelor)

Dikatakan Bunga, alat tangkap ikan produksi warga Dusun Ngareng tersebut dijual dengan harga Rp 35-50 ribu per buah. "Meski kini sudah mulai ditinggalkan masyarakat, tetapi alat tangkap ikan tradisional tersebut masih diminati masyarakat. Pembelinya banyak dari Bojonegoro dan Tuban, karena cukup efektif dan mendapat tangkapan lebih banyak dibanding dengan menggunakan alat lain berupa pancing," terangnya.

Baca Juga: Ultraman Turun Tangan Bantu Warga Terdampak Kekeringan di Lamongan

Tidak hanya itu, kata Bunga, mahasiswa juga melakukan sosialisasi hukum dan IT di sejumlah sekolah yang ada di pedesaan tersebut. Selain itu, juga sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan hilangnya.

"Kini zamannya digitalisasi, sehingga sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya teknologi, khususnya para pelajar dan anak-anak di pedesaan," ujarnya.

Ditambahkannya, Zamzami Septipora selaku Dosen Pembimbing mereka sangat mendukung dan meminta mahasiswa selalu proaktif dan tetap mengutamakan kesehatan serta menjalankan protokol kesehatan dalam melakukan aktivitas dengan masyarakat.

Baca Juga: Polres Lamongan Amankan 11 Tersangka Pengedar Narkoba, 2 di antaranya Pasutri asal Surabaya

“Selain pendampingan juga sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dengan membawa vitamin dan obat-obatan yang diperlukan selama berada di lokasi pengabdian masyarakat," pungkasnya. (qom/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO