JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Banyak respons para kiai -terutama di Jawa Timur- terhadap rencana Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo yang akan mewajibkan anggota Polri mengikuti kajian kitab kuning untuk menangkal berkembangnya teroris dan radikalis.
Namun, KH Fahmi Amrullah, Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, justru menunggu realisasinya. “Sebaiknya ditunggu saja. Selama ini beberapa polres sudah ada yang mengadakan kajian-kajian. Saya setiap Kamis ngisi di Polres Jombang. Tapi belum menyeluruh. Ditunggu saja,” kata Gus Fahmi, panggilan akrab Kiai Fahmi Amrullah, kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (21/1/2021).
Baca Juga: Grand Launching Majelis Istighotsah Ikapete, Gus Fahmi Ajak Lestarikan Peninggalan Mbah Hasyim
Gus Fahmi juga mengusulkan agar Polri juga memaksimalkan para polisi yang sudah bisa baca kitab kuning. Sebab, “Belajar baca kitab kuning butuh lama,” kata cucu pendiri NU Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu.
Sebelumnya, Ketua PWNU Jawa Timur Dr. KH. Marzuki Mustamar merespons positif gagasan calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo yang akan mewajibkan anggota Polri mengikuti kajian kitab kuning untuk menangkal berkembangnya teroris.
“Siapa pun yang ingin berbuat baik untuk bangsa ini, kita mesti apresiasi termasuk upaya deradikalisasi lewat menggalakkan ngaji kitab kuning,” kata Kiai Marzuki Mustamar kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (21/1/20221) sore.
Baca Juga: Ngaku Pelayan, Gus Fahmi Nangis saat Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan
“Umat kembali kepada ajaran yang benar, merujuk kepada ulama yang benar dan negara aman, terhindar dari perpecahan,” tambah pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Malang Jawa Timur itu.
Hanya saja, tegas Kiai Marzuki Mustamar, kita patut bertanya pada diri kita sendiri. “Kenapa hal itu ada ketika petinggi Polri justru dari orang non muslim,” kata dosen Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang yang dikenal sebagai pakar Ahlussunnah Wal-Jamaah (Aswaja) itu.
“Semoga berkat kitab kuning dan ulama, dapat hidayah! Dan semoga saat petinggi Polri berganti, lebih Aswaja lagi dan lebih bersih dari radikalis,” do’a Kiai Marzuki Mustamar yang telah melahirkan karya Kitab Al-Muqtathafat li ahl al-Bidayat. Buku berbahasa Arab ini berisi sanggahan kepada beberapa kelompok, terutama kelompok salafi wahabi yang suka membid’ahkan amaliah kaum Nahdliyyin, dikutip dari dalil-dalil Al-Quran, As-Sunnah, dan kaidah Ushul Fiqh
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, banyak sekali gagasan Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo yang menggebrak. Yang teranyar akan mewajibkan anggota Polri mengikuti kajian kitab kuning. Gagasan ini ia sampaikan untuk menangkal berkembangnya teroris.
Yang menarik, ide mewajibkan anggota Polri mengikuti pengajian kitab kuning ini bukan hanya wacana. Tapi pernah ia praktikkan ketika menjabat Kapolda Banten. “Seperti di Banten, saya pernah sampaikan anggota wajib untuk belajar kitab kuning,” tegas Komjen Listyo Sigit Prabowo Listyo ketika uji kelayakan dan kepatutan di hadapan DPR RI, Rabu (20/1/2021).
Listyo menuturkan bahwa ide ini mendapat masukan dari para kiai atau ulama di Banten. “Saya yakini bahwa apa yang disampaikan ulama itu benar adanya. Maka dari itu, kami akan lanjutkan,” tegas Listyo yang kini menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.(tim)
Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News