GRESIK, BANGSAONLINE.com - Banjir masih menjadi isu krusial yang dibahas dalam musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) di Kelurahan Trate Kecamatan Gresik, Rabu (27/1/2021).
Musrenbang ini dihadiri seluruh aparatur Kelurahan Trate, Anggota Fraksi PPP Hj. Lilik Hidayati, dan Camat Gresik Purnomo.
Baca Juga: Anggaran BK dan Pokir DPRD Gresik Berkurang, Pemdes Slempit Gelar Musdes P-APBDes 2024
Purnomo mengakui masalah banjir masih menjadi bahasan utama dalam musrenbangdes. Menurutnya, banjir di wilayah perkotaan bukan karena buruknya infrastruktur saluran air. Namun, karena perilaku masyarakat yang masih banyak membuang sampai di saluran air,
"Jadi, masih banyak budaya masyarakat yang membuang sampah di saluran air. Seperti bantal, kasur, dan sampah lain. Ini yang mengakibatkan saluran air mampet sehingga mengakibatkan banjir," ujar Purnomo kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (27/1/2021).
Untuk itu, ia mengusulkan pembuatan saluran kecil di gang-gang kecil untuk mengatasi banjir. Dalam Musrenbang kali ini, dirinya juga meminta kepada RT dan RW agar intens sosialisasi kepada masyarakat supaya tak membuang sampah di saluran air.
Baca Juga: Kebonagung, Desa Penghasil Jeruk Nipis dari Kota Pudak
Selain soal banjir, dalam Musrenbang juga diusulkan soal penanganan kemiskinan. Saat ini, angka kemiskinan di Kota Gresik masih kisaran 1.300 KK (kepala keluarga). "Jumlah kemiskinan terbilang turun dari sebelumnya, 2.300 KK," klaimnya.
Musrenbang ini, tambah Purnomo, juga mengusulkan 600 warga Kecamatan Gresik sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sempat dicoret Kemensos RI. "Kami sudah usulkan ke dinas sosial agar melakukan verifikasi ulang," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News