Kadinkes Banyuwangi Pastikan Vaksin Sinovac Aman dan Halal

Kadinkes Banyuwangi Pastikan Vaksin Sinovac Aman dan Halal Dokter Rio sedang divaksin.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono memastikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari China, Coronovac yang disuntikkan massal kepada seluruh nakes dan para pejabat serta tokoh di Banyuwangi, aman dan halal.

Menurutnya, vaksin Coronovac adalah virus Covid-19 yang sudah dimatikan. Artinya, ini adalah virus yang tidak aktif dan akan memicu antibodi atau kekebalan tubuh terhadap virus tanpa risiko penyakit serius.

Baca Juga: Dinkes Banyuwangi Catat 4 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD

"Aman atau tidak, kita pastikan aman," tegas Dokter Rio, panggilan akrab dr Widji Lestariono kepada wartawan saat di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi, Kamis (28/1/2021) kemarin.

Kendati demikian, bagi mereka yang telah mendapatkan suntikan vaksin pertama, belum bisa dipastikan akan kebal terhadap virus Covid-19.

"Vaksin hanya untuk memicu antibodi saja bagi penerima vaksin, dan tetap harus menggunakan protokol kesehatan yang ketat meskipun sudah divaksin," tegasnya.

Baca Juga: Mulai 1 Januari 2024 Vaksin Covid-19 Tak Lagi Gratis

"Karena masih suntikan tahap pertama, hingga sampai dapat suntikan dosis kedua. Itu pun harus menunggu beberapa waktu," imbuhnya.

Rio menambahkan, vaksin tersebut sementara ini tidak diberikan kepada masyarakat yang di antaranya pernah terkena Covid-19 atau penyitas Covid-19, hipertensi, diabetes melitus, dan orang yang tidak masuk kelompok umur antara 18-59 tahun.

"Karena dasar pemikirannya, bagi penyitas Covid-19, mereka sudah punya antibodi sendiri meski belum diketahui seberapa besarnya antibodinya yang dimiliki karena setiap orang berbeda-beda. Mending diberikan kepada mereka yang belum memiliki antibodi sama sekali," terangnya.

Baca Juga: Sambut HUT Ke-77 Bhayangkara, Polres Gresik Gelar Baksos di Kelurahan Lumpur

Rio juga menjelaskan, bahwa penderita hipertensi dan diabetes tidak divaksin terlebih dahulu dikarenakan daya serap mereka terhadap vaksin kurang maksimal. Sedangkan untuk masyarakat di bawah 18 tahun dan di atas 59 tahun juga tidak diberikan vaksin, lantaran belum ada uji klinis kepada kelompok usia tersebut. "Mengingat juga stok vaksin yang ada terbatas," tambahnya.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan jika seluruh masyarakat yang masuk kriteria sudah di seluruhnya, mereka yang tidak masuk kriteria seperti yang disebutkan di atas akan divaksin juga.

"Nanti jika sudah semua, mereka pun (kelompok yang tidak masuk kriteria) akan divaksin," pungkasnya. (guh/ian)

Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Santri Ponpes Asy Syafi'i Nganjuk Antusias Ikuti Vaksinasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO