Dituding Mau Kudeta AHY, Foto Moeldoko Diposting saat Dilantik SBY sebagai Panglima TNI

Dituding Mau Kudeta AHY, Foto Moeldoko Diposting saat Dilantik SBY sebagai Panglima TNI Inilah foto Jenderal Moeldoko saat dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Panglimat TNI yang diunggah Jansen Sitindaon di akun twitter pribadinya. foto: twitter.

bahkan menyebut ada lima sosok sekaligus latar belakangnya yang akan melakukan itu. Yaitu, satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu dan satu orang non kader partai atau seorang pejabat tinggi pemerintahan.

Apa langkah ? Ia mengaku akan tetap mempertahankan kedaulatan dan kehormatan partai. Ia tak rela kekuasaannya diambil alih secara inkonstitusional oleh siapa pun.

"Saya telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad, dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Indonesia, untuk tunduk dan patuh kepada dan kepemimpinan hasil Kongres V yang sah," kata dia.

Rachland Nashidik, politikus juga bicara blak-blakan soal gerakan dugaan ambil paksa kepemimpinan . Menurut dia, para pimpinan daerah sudah ditawari uang uang Rp 100 juta untuk menjatuhkan Agus Harimurti Yudhoyono () dari Ketua Umum .

"Para Ketua DPD dan Ketua DPC dijanjikan sejumlah uang sebagai imbalannya (money politics)," kata Rachland, Senin (1/2/2021), dikutip Tempo.co.

Rachland Nashidik merinci bahwa setiap ketua DPC dijanjikan Rp 100 tapi tidak dibayar sekaligus. Para ketua DPC itu dibayar Rp 25-30 juta dulu. Pembayaran Rp 30 juta itu dilakukan saat mereka menandatangani dukungan untuk merebut lewat Kongres Luar Biasa (KLB). Sisanya dibayar setelah acara KLB selesai.

Rachland mengaku tidak mengetahui dari mana dana besar itu diperoleh. "Kami juga tidak punya bayangan apakah ada bandar besar yang membiayai gerakan ini," katanya.

Lalu bagaimana respons ? Orang dekat Jokowi itu membantah Istana terlibat dalam kasus ini. Ia minta tak menjadi pemimpin yang baperan dan mudah terombang-ambing. 

“Saran saya, menjadi seorang pemipin harus menjadi pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing,” kata dikutip republika.co.id, Senin (1/2).

Meski demikian ia mengakui telah menerima tamu secara bergelombang. Tamu itu di antaranya memang bicara tentang kondisi Partai Demokrat. Mendengar cerita yang disampaikan oleh para tamunya mengenai kondisi itu, pun mengaku prihatin. Sebab, ia juga mengaku termasuk kalangan yang mencintai .

juga menyinggung terkait masalah . Menurutnya, terjadi dari dalam internal partai, bukan dari luar. “Kalau istilah ya dari dalam (), bukan dari luar,” katanya.

tak menyebut siapa saja tamu yang datang ke kediamannya. Tapi ia sempat menyinggung soal larangan anak buah tak boleh pergi ke manapun. “Kalau anak buahnya tidak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol saja,” tegasnya.

Ia minta agar masalah tersebut tak dikaitkan dengan Presiden Jokowi. "Dalam hal ini, saya mengingatkan, sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tak tahu menahu sama sekali. Gak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya, ini, bukan selaku KSP," kata . (tim) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO