​Hari Bahasa Ibu Internasional; Gubernur Khofifah Ajak Syukuri Keragaman Bahasa dan Logat di Jatim

​Hari Bahasa Ibu Internasional; Gubernur Khofifah Ajak Syukuri Keragaman Bahasa dan Logat di Jatim Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Foto: ist

Akhirnya, bahasa Bengal menjadi bahasa resmi di Bangladesh. Lalu, momen kericuhan pada 21 Februari itu dijadikan sebagai Hari Gerakan Bahasa. PBB melalui sidang umum pun menetapkan hari tersebut sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

Khofifah menambahkan masyarakat Indonesia patut bersyukur dengan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Perbedaan bahasa tidak bisa disatukan dalam satu bahasa, yakni bahasa Indonesia.

Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ditetapkan jauh sebelum Indonesia Merdeka. Yakni pada 1928.

Bahasa tersebut lalu menjadi alat komunikasi resmi, tanpa harus menggeser bahasa daerah atau bahasa adat. Permasalahan perbedaan bisa diselesaikan dengan cara damai. Perbedaan bahasa bukan menjadi buah persoalan. Sebaliknya, keragaman bahasa dan logat menjadi anugerah serta kekayaan yang patut dilestarikan.

Tak jarang, orang sunda belajar menggunakan bahasa Jawa, dan sebaliknya. Tak jarang pula orang Jawa belajar menggunakan bahasa Batak, dan sebaliknya. Orang Batak, merasa terhormat ketika ada orang lain berusaha mempelajari bahasanya.

Di hari Bahasa Ibu Internasional ini, Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap menghargai keragaman budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Perbedaan bukan untuk dipersoalkan. Perbedaan merupakan kepatutan yang harus dipahami dan dihargai.(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO