SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Innalillahi wainnailaihi rojiun, kabar duka kembali menerpa Fraksi PKB DPRD Jawa Timur. Belum dua bulan kehilangan kader senior, KH. Kusni, FPKB kembali kehilangan salah satu kader terbaiknya, Chusainuddin. Mas Udin, demikian politikus PKB kelahiran Tulungagung 31 Maret 1973 itu kerap disapa. Anggota Komisi B DPRD Jatim itu tutup usia di RS Mitra Keluarga, Waru, Sidoarjo, Sabtu (13/3/2021) siang.
Aida Fitriati, Wakil Ketua FPKB DPRD Jatim membenarkan kabar meninggalnya Chusainuddin. Ia merasa kehilangan rekan separtai yang baik. Semasa hidup, Chusainuddin dikenal sebagai sosok yang tulus dan tidak pernah menyakiti orang lain.
Baca Juga: Perubahan Nomenklatur BPR Jatim, Adhy Karyono: Optimalkan Peran untuk Tingkatkan Ekonomi
"Semasa hidup mas Udin tak pernah menyakiti orang lain. Orangnya tulus, semoga husnul khotimah," tutur perempuan yang akrab disapa Ning Fitri itu.
Ernes Tegolelono, teman almarhum di Pondok Pesantren Pesulukan Thoriqot Agung (PETA) Tulungagung juga mengungkapkan rasa kehilangan. Menurut Ernes, Chusainuddin kehadirannya selalu menyenangkan orang lain.
"Saya terkejut dan merasa kehilangan. Saya dan mas Udin tunggal guru di Pondok PETA Tulungagung. Kita juga berencana ngopi bareng, tapi ternyata takdir berkata lain. Saya akan kirim doa terbaik untuk almarhum," ujar mantan Wakasat Korwil Banser Jatim ini.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
Tak hanya sahabat di Jawa Timur yang merasa kehilangan dengan kepergian Chusainuddin. Sejumlah aktivis di Jakarta juga merasa kehilangan. Rodi Asy'adi mantan Sekjen Front Aksi Mahasiswa (FAM) UIN Sahid Hidayatullah Jakarta menyebut Chusainuddin sosok yang setia kawan.
"Saya mengenal beliau sebagai sosok yang setia kawan. Selalu ringan tangan membantu sahabat," kenangnya.
Arief Rachman, mantan aktivis PMII Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta juga mengenang Chusainuddin sebagai sosok yang baik. Ia tidak sombong walau banyak dekat dengan orang penting.
Baca Juga: Ketua DPRD Jatim Pimpin Upacara Hari Pahlawan 2024 di TMP Sepuluh Nopember 1945
"Orangnya tak pilih-pilih teman. Waktu ditinggal untuk jadi anggota dewan di Jatim, saya sudah kehilangan. Apalagi sekarang ditinggal untuk selamanya," imbuh Arief sedih.
Chusainuddin memang sempat hijrah ke Jakarta. Ia diminta menjadi ajudan Muhaimin Iskandar. Awalnya ia diminta kiai-nya di PETA untuk mengawal Gus Dur saat presiden ke-4 itu tengah terancam dimakzulkan oleh DPR. Namun saat di Jakarta ia justru diperintah Gus Dur untuk menjadi pengawal keponakan Gus Dur, Muhaimin Iskndar.
Sekitar 15 tahun Chusainudin mendampingi Ketua Umum PKB itu, baik saat menjadi pimpinan DPR RI maupun saat Cak Imin menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Di Jakarta Chusainuddin menamatkan kuliah di STAI Al Aqidah dan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ
Mantan Kasat Korcab Banser Tulungagung ini kembali ke Jawa Timur setelah terpilih menjadi anggota DPRD Jatim pada pemilu 2014. Pendekar silat Porsigal ini kembali terpilih pada pemilu 2019. Sejak awal 2018, mas Udin mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah rutin.
Meski sakit, ia tetap menjalankan tugas sebagai anggota dewan. Bahkan sempat melaksanakan reses pada 1- 8 Maret 2021. Meski sakit, Chusainuddin juga tak melupakan pendidikan. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa Doktoral (S3) Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
Chusainuddin yang oleh sahabat dekat dipanggil Kapten itu menghembuskan napas terakhir di usia yang masih tergolong muda, 47 tahun. Ia meninggalkan istri yang seorang anggota DPRD Tulungagung dari FPKB dan dua putri serta seorang putra. Jenazah langsung dibawa ke Tulungagung untuk dikebumikan di kampung halaman. Selamat jalan Mas Udin, selamat jalan Kapten. (mdr/ns)
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis Sinergi Eksekutif-Legislatif Wujudkan Jatim Lebih Maju dan Sejahtera
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News