NGAWI, BANGSAONLINE.com - Penolakan terhadap rencana pemerintah pusat yang akan melakukan impor beras dari Thailand terus meluas. Kali ini, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono turut menyampaikan penolakan terkait rencana impor tersebut.
Bupati Ony mengatakan, dirinya keberatan dengan rencana tersebut karena Kabupaten Ngawi masuk dalam deretan nomor 6 lumbung pangan nasional.
Baca Juga: Polsek Sine Ngawi dan Tim Gabungan Kerja Bakti di Rumah Warga Terdampak Longsor
"Seharusnya dari kementerian terkait harus duduk satu meja dulu saling buka data riil. Dari Mentan kan menyatakan bahwa kita sudah swasembada pangan," jelas Bupati Ony kepada HARIAN BANGSA usai memimpin Musrenbang Kabupaten Ngawi, Senin (22/1).
Lanjut Bupati Ony, bahwa 50 persen masyarakat Ngawi merupakan petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil tanaman padi. "Ya seharusnya dikaji kembali (rencana impor beras, red). Para menterinya bisa saling menunjukkan data riil," terangnya.
Di lain tempat M. Mahsun Fuad, Pengurus Wilayah GP Ansor Jatim yang juga pemerhati kebijakan publik turut menyayangkan rencana pemerintah pusat tersebut. Menurutnya, impor beras tersebut penuh intrik dari para cukong.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
"Saya sangat mendukung keputusan dari Ketua Umum NU untuk menolak impor beras. Di balik rencana (impor beras) itu yang bermain para mafia," ujar Mahsun pada HARIAN BANGSA.
"Apabila pemerintah pusat tetap bersikukuh melakukan rencana impor beras dari Thailand di akhir bulan ini, dipastikan para mafia telah menguasai Bulog. Dan selanjutnya memegang kendali harga (beras)," pungkasnya. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News