LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid mengajak segenap insan muda Lamongan untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Hal ini sebagai bentuk upaya mewujudkan Indonesia yang lebih aman, damai, dan tenteram, serta meningkatkan kewaspadaan dan meredam munculnya paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan masyarakat.
Seruan itu disampaikannya dalam acara Webinar dan Talkshow Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia “Ngopi Coi” hasil kerja sama BNPT melalui FKPT Jatim dan Pemerintah Kabupaten Lamongan di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
Turut hadir dalam kegiatan yang dikemas dengan mengusung tema Sharing Baru Posting tersebut, yakni Wakil Bupati Lamongan Abdul Rauf sekaligus bertindak sebagai pembicara.
Di hadapan peserta talkshow yang terdiri dari kepala desa, lurah, dan jajaran muspika, Brigjen Ahmad Nurwakhid menjelaskan, bijak bermedia sosial di antaranya dengan meng-update konten-konten yang bersifat memberi informasi positif, ukhuwah Islamiyah, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
“Anak-anak muda Lamongan saya minta agar turut menjaga lingkungan tetap kondusif, di antaranya dengan bijak bermedia sosial. Unggah konten yang informatif yang bukan menyesatkan dan menimbulkan situasi gaduh di masyarakat,” tutur Brigjen Ahmad Nurwakhid.
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
Di hadapan peserta talkshow yang juga disiarkan secara Zoom Meeting dan live streaming tersebut, Ahmad Nurwakhid menjelaskan, selain bijak dalam bermedia sosial, masyarakat juga dapat terlibat dalam kegiatan pencegahan terorisme melalui melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), agar masyarakat memahami bahwa paham radikalisme tidak hanya menimbulkan rasa takut dan teror secara masif, namun juga menimbulkan korban.
“Radikalisme terorisme membuat masyarakat terancam, takut dan pastinya timbul korban. Ini merupakan kejahatan serius, kalau bahasa Lamongan itu kejahatan nemen, kejahatan sing wedyan, dan biasanya motif pemicunya antara lain kesenjangan sosial, ketidakpuasan dengan pemerintahan, benci serta politik agama,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Brigjen Ahmad, perlunya kewaspadaan masyarakat khususnya yang ada di desa-desa untuk mewaspadai munculnya paham radikalisme. Dia menjelaskan salah satu bentuk oknum radikal selama ini, yakni penolakan atau pernyataan penyesatan terhadap kearifan lokal.
Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur
Sementara itu, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf mengungkapkan, Kabupaten Lamongan yang memiliki jumlah desa terbanyak di Indonesia ini juga memiliki Desa Pancasila yang terletak di Desa Balun. Penamaan desa ini tentu atas dasar tingginya toleransi di desa ini.
"Di Lamongan kami memiliki Desa Pancasila. Dinamai Desa Pancasila karena tingginya toleransi di desa ini. Ada tiga tempat ibadah agama sekaligus, yakni masjid, gereja, dan pura berdiri harmonis di seputar alun-alun desa tersebut. Dan tentu masyarakat selama ini guyub rukun satu sama lain,” jelas Wabup Rouf.
Tak hanya miliki Desa Pancasila, kata Rouf, di Kabupaten Lamongan juga berdiri Yayasan Lingkar Perdamaian di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro yang beranggotakan eks napi terorisme.
Baca Juga: 80 KK di Lamongan Terima Bantuan Program RTLH
Pada kesempatan tersebut, Wabup Rauf juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran BNPT, TNI, Polri, Babinsa, dan Babinkamtibnas atas segala bentuk usaha dan sinergisitasnya selama ini sehingga Lamongan hingga kini tetap aman, kondusif, dan pembangunan dapat berjalan dengan optimal. (qom/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News