SIDOARJO (BangsaOnline) - Kesepakatan penurunan 9 patung menyerupai manusia di monumen Jayandaru yang berada di Alun-alun Sidoarjo, tak segera terealisasi meskipun PT. Sekar Grup yang membelikan patung dari CSR perusahaannya telah sepakat dengan organisasi massa (Ormas) keagamaan dari NU, Muhammadiyyah, MUI, GP Ansor dan kiai serta tokoh masyarakat Sidoarjo untuk melakukan penurunan. Buktinya, patung masih berdiri kokoh.
Ditengah ketidakjelasan tersebut, muncul penolakan penurunan patung dari Abdul Basith (36) warga Desa Kedondong Kecamatan Tulangan. Dengan lantang, dia menggelar aksi sendiri di depan tiga patung yang menghadap ke Jalan Raya A. Yani sambil membawa poster bertuliskan "Karya Seni Bukan Berhala Tolong Jangan Dibongkar!!!" .
Baca Juga: PDIP Sidoarjo Bangkitkan Semangat Nasionalisme Melalui Karya Lukisan Bung Karno
Abdul Basith mengatakan sebagai warga Sidoarjo merasa menyesal jika patung tersebut dibongkar. Alasannya, dia merasakan keindahan adanya patung tersebut.'
"Banyak warga yang merasakan keindahan patung ini," ujarnya.
Jika patung tersebut dianggap sebuah berhala, kata Basith, tidak mungkin patung tersebut ditempatkan di tengah kota.
Baca Juga: Usai Penurunan Patung, Monumen Jayandaru di Sidoarjo Dipercantik
"Jika mau menjalankan syariat Islam, seharusnya patung-patung yang ada di Sidoarjo juga dibongkar semua," ucapnya.
Terpisah Ketua Tanfidziyah PCNU Sidoarjo, K.H. Abdi Manaf menyatakan pembongkaran patung manusia tersebut sudah disepakati antara ormas Islam yakni NU, Muhammadiyah dan kiai dengan pemberi CSR PT. Sekar Grup.
Kenapa hanya patung manusia yang berada di alun-alun saja yang dibongkar, sedangkan patung manusia yang lainnya tidak dibongkar? Gus Manaf-sapaan akrabnya menegaskan jika pihaknya beserta ulama yang lainnya sudah memberikan surat kepada Pemkab Sidoarjo agar patung manusia yang lainnya juga dibongkar.
Baca Juga: Pastikan Penurunan, Monumen Jayandaru di Sidoarjo Didatangi Massa
"Surat sudah diberikan ke Pemkab dan DPRD untuk pembongkaran patung manusia yang lainnya. Dan yang paling menonjol yang baru dibangun di Alun-alun," tegasnya.
Akan tetapi, sambung Gus Manaf, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar dilakukan secara bertahap.
"Tidak langsung ujuk-ujuk (secara langsung-red)," terangnya.(nni/sho)
Baca Juga: Seharusnya Untuk UMKM, Dana CSR malah Dibelikan Patung Sekitar Rp 900 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News