Tinjau UPT Industri Kayu dan Sentra Mebel di Pasuruan, Khofifah Gagas Pendirian Plaza Mebel

Tinjau UPT Industri Kayu dan Sentra Mebel di Pasuruan, Khofifah Gagas Pendirian Plaza Mebel Didampingi Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf, Gubernur Khofifah mengunjungi UPT Industri (UPTI) Kayu dan Produk Kayu milik Disperindag Jatim, Senin (24/5) sore.

Terkait kebutuhan modernisasi mebel di Pasuruan, Khofifah menjelaskan, perlu disiapkan sarana prasarana (sarpras) baru seperti foto alat-alat yang lebih modern serta desainer-desainer. Namun demikian, pihaknya mengharapkan anak-anak muda Kota Pasuruan dilbatkan.

"Jadi anak-anak muda di Kota Pasuruan ini bisa dikursuskan selama 3 bulan. Setelah itu, mereka biasanya hunting terkait update market, untuk tahu sekarang yang tren model begini," terang gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Selain itu, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa Pemprov Jatim dan Pemkot Pasuruan akan berkerja sama untuk meningkatkan kualitas SDM dengan mendirikan SMK yang fokus pendidikan pada industri kayu. Hal tersebut juga merupakan salah satu solusi dari permasalahan yang dihadapi industri furnitur Jatim. Di mana, nantinya akan disiapkan lahan oleh Pemkot Pasuruan minimal 3 hektare dan dihibahkan ke pemprov.

"Jadi, rencananya pemprov akan membangunkan SMK perkayuan. SMK itu nantinya itu akan nyekrup, jadi ibaratnya menjadi Centre of Excellence di bidang mebel di kota Pasuruan. Insyaallah, minggu ini saya minta Disperindag dan Dinas Cipta Karya Pemprov Jatim untuk ngecek dan menyiapkan DED-nya," pungkasnya.

Sebagai informasi, Jawa Timur menjadi provinsi strategis dalam konstelasi ekonomi nasional, dengan size ekonomi terbesar kedua setelah Jakarta dengan cakupan skala ekonomi terbesar meliputi Indonesia bagian timur.

Struktur ekonomi Jawa Timur ditopang oleh industri pengolahan lebih dari 30 persen, perdagangan besar dan eceran 18 persen dan sektor pertanian 15 persen. Selama pandemi di tahun 2020, perdagangan antar pulau antar provinsi, Jawa Timur mengalami surplus untuk komoditas non migas, bahkan untuk ekspor ke luar negeri untuk beberapa komponen mengalami kenaikan permintaan pasar.

Industri pengolahan, khususnya komoditas kayu, barang kayu, perhiasan/permata dan ikan dan udang mengalami kenaikan produksi dari tahun 2019 hingga tahun 2020, permintaan pasar meningkat, terkhusus untuk pasar luar negeri (ekspor) seperti komoditas kayu, barang dari kayu tahun 2019 mencapai (USD) 1,33 miliar, tahun 2020 mencapai (USD) 1,397 miliar mengalami kenaikan 6 persen.

Sementara ikan dan udang tahun 2019 mencapai (USD) 1,11 miliar, tahun 2020 mencapai (USD) 1,12 miliar mengalami kenaikan 1,1 persen. Sementara di tahun 2021, sampai dengan Februari, nilai ekspor komoditas kayu dan barang dari kayu mencapai (USD) 243,120 juta dengan total berat ekspor 258,367, 286 KGM. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO