SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perpolitikan Indonesia makin panas, terutama sejak Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer mengusulkan jabatan presiden tiga periode. Qodari tidak hanya mendukung jabatan presiden tiga periode, tapi juga mengusulkan agar Joko Widodo maju lagi pilpres pada 2024 berpasangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.
Dasar argumentasinya adalah kekhawatiran fenomena polarisasi politik yang sangat keras. Menurut dia, polarisasi itu makin keras. Ia menunjuk pengalaman pemilu Indonesia 2014, Pilkada Jakarta 2017, dan Pilpres 2019 yang polarisasinya makin kencang.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
Ia juga menunjuk contoh di Amerika Serikat pada Pemilu 2020 yang diwarnai aksi kekerasan. “Polarisasi politik tersebut di era sekarang ini akan punya peluang semakin kuat di pemilu 2024, karena kita hidup di dunia digital,” kata Qodari dalam video yang beredar.
Berbarengan dengan manuver politik Qodari juga muncul komunitas Jok-Pro 2024 atau Jokowi-Prabowo untuk Pilpres 2024. Bahkan Komunitas Jok-Pro 2024 telah menggelar syukuran dan peresmian Kantor Sekretariat Nasional (Seknas) di Jakarta Selatan, Sabtu (19/6/201). Komunitas ini disebut-sebut bentukan Qodari.
Bagaimana respons publik? Ternyata manuver politik Qodari bukannya menuai dukungan. Tapi justru mendapat kecaman dan hujatan di mana-mana. Qodari dikecam sebagai pelacur akademis. Bahkan kini di twitter muncul ribuan tagar “Tangkap Qodari”. Para Netizen marah karena Qodari dianggap makar dan pengkhianat bangsa karena melawan konstitusi.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat, Ustadz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah Jadi Stafsus Presiden
Pihak Istana juga merespons manuver Qodari yang kini banyak dikecam publik itu. Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/6/2021) Jubir Presiden Fadjroel Rachman mengatakan bahwa Presiden Jokowi tegak lurus konstitusi UUD 45 dan setia pada reformasi 1998.
Ia mengingatkan pernyataan Jokowi yang secara tegas menolak jabatan presiden tiga periode. Pantauan BANGSAONLINE.com, rekaman video Jokowi yang menolak tiga periode itu beredar luas. Dalam video itu Presiden Jokowi bereaksi keras merespons wacana presiden bisa menjabat tiga periode.
“Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. Ada tiga (tujuan) menurut saya. “Satu, ingin menampar muka. Yang kedua, ingin cari muka. Padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga, ingin menjerumsukan,” kata Jokowi dalam video yang viral.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Jokowi menegaskan bahwa dirinya adalah produk reformasi yang dalam Pilpres dipilih langsung oleh rakyat. Karena itu ia menolak wacana pemiliran presiden lewat MPR, apalagi tiga sampai tiga peridode. Ia minta jangan bikin gaduh tapi fokus menangani pandemi Covid-19 yang kini belum terselesaikan.(mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News