Tim KIE Stunting BKKBN, Dr. dr. M. Yani. M. Kes. PKK yang hadir sebagai narasumber di “Kepoin Genbest” Bondowoso turut mengimbau agar generasi muda sebagai calon orang tua agar mulai memperhatikan gaya hidup sejak dini. Gaya hidup yang tidak sehat menurutnya akan mempengaruhi kondisi kehamilan sehingga berpotensi melahirkan bayi yang stunting.
“Stunting tidak hanya dipicu oleh pemenuhan nutrisi saat bayi dalam kandungan, melainkan kondisi kesehatan kedua orang tua yang juga turut berperan. Untuk itu sedari dini saat remaja haruslah dipersiapkan dengan cara terpenuhinya segala aspek penunjang kesehatan sebelum berkeluarga,“ ujar dr. Yani.
Oleh karena itu, Yani mengimbau untuk menghindari pernikahan dini, dengan ideal usia pernikahan minimal bagi wanita 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Di usia tersebut pasangan akan lebih matang secara organ fisik reproduksi, emosional, psikologis, dan ekonomi.
Selain itu, narasumber ahli, dr. Anton Tanjung mengingatkan para remaja sebagai penerus bangsa harus mulai memperhatikan kebutuhan asupan nutrisi, karena pada usia remaja perkembangan terjadi lebih optimal.
“Di usia remaja merupakan masa di mana perkembangan fisik dan tubuh kita cenderung berubah dengan sangat cepat, secara tidak langsung hal tersebut menuntut kita untuk mencukupi asupan nutrisi dengan baik,” ujar dr. Anton.
Edukasi pencegahan stunting harus dipahami dengan baik oleh remaja sebagai generasi muda, utamanya pemahaman mengenai pemenuhan nutrisi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Anton menambahkan pentingnya pemenuhan nutrisi sedari remaja dan pada saat masa mengandung.
“1.000 HPK memegang peranan penting dalam pencegahan stunting karena di fase tersebut 70-80% pertumbuhan otak seseorang sedang berlangsung, untuk itulah pemenuhan nutrisi harus disiapkan dengan baik oleh para calon orangtua sedari awal,” tutup dr. Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News