LAMONGAN (BangsaOnline) - Lembaga pendidikan non formal, seperti madrasah diniyah di Lamongan sudah begitu mengakar. Agar tidak tertinggal dengan lembaga pendidikan lain, harus ada peningkatan dalam tata kelola administrasinya.
Hal itu disampaikan Bupati Fadeli dihadapan pengurus Kelompok Kerja Madrasah Diniyah (KKMD) Kabupaten Lamongan di Guest House Pemkab Lamongan, Senin (9/3). Kepada jajarannya, dia meminta agar ada pembinaan pengelolaan administrasi modern bagi lembaga diniyah.
Baca Juga: Tak Ingin Warganya Terjebak Pinjol dan Investasi Bodong, Anggota DPR RI Jiddan Gelar Sosialisasi
"Pendidikan madrasah diniyah tidak bisa dipisahkan dari sejarah Lamongan yang sudah begitu mengakar. Oleh karena itu saya minta, meski madrasah diniyah adalah lembaga non formal, jangan sampai kita tidak memberikan perhatian," pesan Fadeli.
Fadeli meminta agar Dinas Pendidikan memberikan pembinaan peningkatan administrasi maupun manajemen modern lainnya. Ini dilakukan agar madrasah diniyah semakin berkualitas.
Terkait perhatian kepada lembaga madrasah diniyah ini, Fadeli menyebut dia sudah menyiapkan anggaran sharing sebesar hampir Rp 2 miliar. Tidak hanya itu, dana plafon dari Pemprov jatim juga sudah tersedia.
Baca Juga: Lantik Direktur Utama BDL, Bupati Yuhronur Tekankan Dua Peran Perusahaan Daerah
Ketua KKMD Lamongan Zamroni dalam kesempatan sebelumnya menyampaikan, pihaknya sudah mengusulkan lembaga penerima Bantuan operasional Sekolah Daerah (Bosda) Madin. Yakni sebanyak 930 lembaga Madin Ula (setingkat SD) yang memiliki 70.639 santri dan 7.658 guru. Kemudian 217 lembaga Madin Wusto (setingkat SMP) yang memiliki 20.322 santri dan 2.228 guru.
"Image Pak Bupati (Fadeli) selama ini adalah pemimpin yang peduli dengan madrasah diniyah. Apalagi memiliki program mewajibkan hafalan surat-surat pendek Al Qur'an dengan maknanya bagi siswa sekolah negeri. Kami berharap agar kebijakan ini tetap dilanjutkan demi menjaga kualitas akhlak generasi muda Lamongan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News