Gusdurian Peduli, Buat Peti Mati Untuk Diberikan Secara Gratis dan Dirikan Dapur Umum

Gusdurian Peduli, Buat Peti Mati Untuk Diberikan Secara Gratis dan Dirikan Dapur Umum Koordinator Gusdurian Mojokutho Antok Beler (kanan) dan relawan Gusdurian saat mengerjakan pembuatan peti jenazah. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Berawal dari sulitnya mendapatkan untuk korban Covid-19, akhirnya muncul ide untuk membuat khusus Covid-19. Itulah yang dilakukan oleh para relawan Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

Antok Beler, Koordinator Pare mengatakan, awalnya para relawan ini bergabung menjadi Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19.

Baca Juga: Kosti Kediri Sabet 2 Juara di Forda II Jatim

Kemudian pada awal bulan Juli 2021, relawan Gusdurian mendapati sulitnya mencari khusus Covid-19. Bahkan hampir tidak ada di Kecamatan Pare.

"Berawal dari sulitnya mendapatkan , kami lalu berinisiatif membuat khusus covid ini untuk diberikan secara gratis kepada warga yang membutuhkan," kata Antok, Senin (2/8).

Saat itulah, tiba-tiba ada bantuan dari Pemerintah Kelurahan Pare dan Polsek Pare, serta dari donatur lainnya. Sehingga para relawan Gusdurian semakin semangat membuat khusus jenazah Covid-19.

Baca Juga: Relawan Peduli Lingkungan Gelar Aksi Tanam Pohon di Dam Kunir Kediri

Sampai saat ini, lanjut Antok, setidaknya sudah 50 yang dibuat oleh para relawan. Peti jenazah itu memang tidak semuanya diberikan secara gratis. Tapi ada yang dijual dengan harga antara Rp.700 ribu sampai Rp.850 ribu per peti.

"Uang hasil penjualan digunakan untuk biaya produksi lagi. Sehingga produksi ini bisa terus berkelanjutan," imbuhnya.

Menurut Antok, yang membeli khusus Covid-19 ini selain dari sekitar Pare, juga ada yang datang dari Kota Kediri, Jombang, Nganjuk, dan Mojokerto. Sedangkan yang diberikan secara gratis kepada warga kurang mampu ada sekitar 20 .

Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi

"Selain membuat khusus covid, saat ini, kami juga mendirikan dapur umum dengan sasaran masyarakat yang terdampak PPKM dan masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman)," tutup Antok. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO