KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Berawal dari sulitnya mendapatkan peti jenazah untuk korban Covid-19, akhirnya muncul ide untuk membuat peti jenazah khusus Covid-19. Itulah yang dilakukan oleh para relawan Gusdurian Mojokutho Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
Antok Beler, Koordinator Gusdurian Mojokutho Pare mengatakan, awalnya para relawan Gusdurian Mojokutho ini bergabung menjadi Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19.
Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
Kemudian pada awal bulan Juli 2021, relawan Gusdurian mendapati sulitnya mencari peti jenazah khusus Covid-19. Bahkan hampir tidak ada di Kecamatan Pare.
"Berawal dari sulitnya mendapatkan peti jenazah, kami lalu berinisiatif membuat peti jenazah khusus covid ini untuk diberikan secara gratis kepada warga yang membutuhkan," kata Antok, Senin (2/8).
Saat itulah, tiba-tiba ada bantuan dari Pemerintah Kelurahan Pare dan Polsek Pare, serta dari donatur lainnya. Sehingga para relawan Gusdurian semakin semangat membuat peti jenazah khusus jenazah Covid-19.
Baca Juga: Situs Ndalem Pojok Gelar Diskusi di Hari Sumpah Pemuda 2024
Sampai saat ini, lanjut Antok, setidaknya sudah 50 peti jenazah yang dibuat oleh para relawan. Peti jenazah itu memang tidak semuanya diberikan secara gratis. Tapi ada yang dijual dengan harga antara Rp.700 ribu sampai Rp.850 ribu per peti.
"Uang hasil penjualan peti jenazah digunakan untuk biaya produksi lagi. Sehingga produksi peti jenazah ini bisa terus berkelanjutan," imbuhnya.
Menurut Antok, yang membeli peti jenazah khusus Covid-19 ini selain dari sekitar Pare, juga ada yang datang dari Kota Kediri, Jombang, Nganjuk, dan Mojokerto. Sedangkan yang diberikan secara gratis kepada warga kurang mampu ada sekitar 20 peti jenazah.
Baca Juga: Paguyuban Pendekar Nusantara Siap Menangkan Vinanda-Gus Qowim di Pilkada 2024
"Selain membuat peti jenazah khusus covid, saat ini, kami juga mendirikan dapur umum dengan sasaran masyarakat yang terdampak PPKM dan masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman)," tutup Antok. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News