Sering Dimintai Sumbangan, Sekolah An-Nuqayah di Sumenep Ancam Keluar dari Kemenag

Sering Dimintai Sumbangan, Sekolah An-Nuqayah di Sumenep Ancam Keluar dari Kemenag alah satu santri sedang melintas di depan gedung sekolah madrasah aliyah (MA) 1 An-Nuqayah Guluk-Guluk. foto: Faisal/BangsaOnline.com

SUMENEP (BangsaOnline) - Tak kuat dengan banyaknya tekanan dan permintaan sumbangan, sekolah swasta An-Nuqayah Guluk-Guluk, Sumenep mengancam bakal keluar dari naungan Kementrian Agama (Kemenag). Sebagai sekolah swasta yang hanya mengandalkan pendapatan dari sumbangan orang tua siswa An-Nuqayah Guluk-Guluk keberatan jika terus dimintai sumbangan.

Salah satu sumbangan yang sedang dimintakan ialah untuk ajang Kompetensi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tahun 2015. Semua sekolah ditingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan Madrasah Aliyah (MA) dibawah naungan Kemenag diwajibkan membayar sumbangan meskipun lembaga yang bersangkutan tidak mendelegasikan siswa terbaiknya dalam ajang perlombaan tersebut.

Baca Juga: Kemenag Sumenep Gelar AKGTK

Sumbangan akan dijadikan biaya operasional perlombaan Aksioma. Besaran sumbangan yang diminta disesuaikan dengan tingkatan lembaga masing-masing. Jika MTs diwajibkan membayar Rp 10 ribu setiap siswa, sedangkan tingkat MA diwajibkan membayar Rp 16 ribu setiap siswa.

"Kami memang sudah tidak kerasan berada dibawah naungan Kemenag. Kami selalu dibebani sumbangan-sumbangan yang tidak masuk akal. Padahal lembaga kami adalah lembaga swasta yang tidak banyak memiliki uang. Terus dari mana kami akan membayarnya,” kata Kepala MTs I An-Nuqayah K. Farid kemarin.

Bagi An-Nuqayah sumbangan itu sangat memberatkan, sebabab jika dikalikan jumlah siswa, nilainya bisa puluhan juta rupiah. Sehingga Ketua Biro Madaris pesantren An-Nuqayah, memilih tidak berkontribusi dan ikut ambil bagian pada kegiatan tersebut.

Baca Juga: CJH Sumenep Bakal Berangkat pada Gelombang Kedua, Juni 2024

"Bayangkan saja, jumlah siswa MTs di An-nuqayah sebanyak 1940 siswa, kalau dikalikan sepuluh ribu perorang maka angkanya akan ketemu Rp 19.400.000. Sedang untuk MA jumlah siswanya mencapai 1.840 orang, kalau dikalikan lima belas ribu persiswa maka hasilnya mencapai Rp 27.600.000. Kalau ditotal bulat sumbangan Aksioma yang harus kami bayar, mencapai Rp 47.000.000, sementara utusan yang harus kami kirim, maksimal 4 orang perlembaga,” ujar dia.

Karena tidak mampu membayar sumbangan Aksioma, Kepala MTs I An-Nuqayah selalu mendapat teguran dari ketua kelompok kerja madrasah (KKM) Sumenep, sehingga pihaknya merasa risih dan tidak betah berada dibawah naungan Kemenag Sumenep.

Farid, menumpahkan keluhannya pada Biro Madaris di pesantren An-Nuqayah, dan ditanggapi positif oleh pengurus Madaris.

Baca Juga: Dugaan Pengadaan Kanopi Fiktif di Kemenag Sumenep Dilaporkan ke Polisi

"Kalau pindah naungan akan menjadi kebaikan bagi lembaga madrasah di An-Nuqayah, kenapa tidak. Kami setuju saja bila Madrasah di An-Nuqayah berubah kulit dan berada dibawah naungan lembaga lain. Yang penting lembaga tersebut betul-betul dapat mengayomi kami,” kata K. Moh. Naqib Hasan, selaku salah satu Pengurus Pesantren An-Nuqayah Bidang Pesantren.

Perlu diketahui, jumlah siswa MTs dan MA yang ada di lingkungan pesantren An-nuqayah, jumlahnya mencapai 3.780. Rinciannya MTs I putra sebanyak 690 siswa, MTs I putri sebanyak 900 siswa, MTs II putra 50 siswa, MTS III putri 300 orang siswa, total 1940 orang siswa. Sedang siswa yang duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA), sebanyak 1840 orang siswa, dengan rincian MA I putra 500 orang siswa, MA I Putri 1100 orang, MA II 90 orang, MAT 150 orang.

Sayangnya Kepala Kemenag Sumenep H. Moh. Shodiq masih belum bisa menjelaskan apapun terkait pelaksanaan Aksioma. Karena saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak merespon meskipun nada sambungnya terdengar aktif.

Baca Juga: Ditanya Anggaran Rp100 Juta untuk Revitalisasi Lapangan MAN Sumenep, ini Jawaban Kepala Kemenag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO