MALANG (BangsaOnline) - Komisi D DPRD Kota Malang menyoroti kondisi beras untuk warga miskin (raskin) tidak layak konsumsi yang dibagikan Bulog kepada masyarakat. Komisi D menilai manajemen pendistribusian raskin buruk.
"Raskin yang dibagikan ke masyarakat terlalu lama disimpan di gudang. Karena lembab, kondisi beras jadi rusak dan muncul kutu. Saya melihat manajemen pendistribusiannya masih buruk," ujar Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Ribut Hariyanto, Rabu (11/3).
Dikatakannya, raskin bukan barang sortiran. Maka dari itu, kualitas raskin yang diberikan ke masyarakat harus layak dikonsumsi. Jangan sampai raskin malah menimbulkan masalah baru di masyarakat.
"Seperti sekarang, raskin yang tidak layak konsumsi tetap dibagikan ke masyarakat. Masyarakat bisa terkena penyakit kalau mengkonsumsi beras kadaluwarsa," ujar dia lagi.
Kepala Kantor Ketahanan Kota Malang Sri Winarti menyatakan, sudah melakukan koordinasi dengan Kelurahan Jodipan soal pembagian raskin yang tidak layak konsumsi. Ia meminta pihak kelurahan agar menyosialisasikan ke warga untuk mengembalikan raskin yang tidak layak konsumsi itu.
"Aturannya seperti itu, kalau kualitas raskin jelek bisa dikembalikan. Nanti Bulog akan menukar dengan beras baru," terangnya.
Ia juga sudah sering menyampaikan ke Bulog soal jeleknya kualitas raskin yang dibagikan ke masyarakat. Tetapi, masih saja ada raskin tidak layak konsumsi yang dibagikan ke masyarakat.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan Bulog. Termasuk masalah raskin di Jodipan," ujarnya.
Sementara Kepala Bulog Sub Divre Malang, Arsyad, akhirnya angkat bicara terkait pemasokan beras untuk keluarga miskin (raskin) yang banyak dikeluhkan warga Kota Malang. Dia mengatakan, masyarakat bisa mengembalikan beras jika ada yang rusak.
"Terkait raskin, silakan dikembalikan jika ada yang rusak. Kami siap mengganti,” ujarnya saat dihubungi via seluler, Rabu (11/3) petang.
Dia mengatakan, distribusi raskin yang diketahui tak layak konsumsi ini bukan atas dasar kesengajaan. Menurutnya, Bulog telah mensortir kondisi beras sebelum didistribusikan.
"Kami sudah berupaya mensortir, ada tim pengawas independen dari pusat. Kalau memang ada yang luput saya kira manusiawi," tandasnya.
Ia berjanji untuk mengevaluasi distribusi raskin pada masyarakat. "Sebenarnya setiap mengirimkan raskin selalu ada evaluasi dan kami benahi. Kami terkendala juga dengan tenggat waktu yang sangat mepet dalam pendistribusian," pungkasnya.
Seperti diketahui, warga Jodipan, Blimbing, Kota Malang, mengeluh lantaran mendapat raskin dengan kualitas buruk. Tiap penjadwalan penerimaan beras seharga Rp 1.600 per kilogram itu, warga yang berhak, selalu saja mendapat beras yang telah rusak, berkutu, dan berwarna kuning.