SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, minta jangan ada intervensi dan tekanan, baik dari internal NU maupun eksternal, untuk calon Rais Am Syuriah dan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 di Lampung, 23 – 25 Desember 2021.
Putra pendiri NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding, itu bahkan tidak hanya minta jangan ada intervensi dan tekanan, tapi juga mengingatkan agar semua calon rais am dan calon ketum mengedepankan akhlaqul karimah, yaitu tidak mengundang intervensi pihak luar untuk memenangkan pertarungan.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Jangan sampai ada intervensi, tekanan, dan sebagainya, baik dari pihak internal maupun eksternal NU. Jangan ada yang memaksakan kehendak. Karena intervensi dan tekanan itu tak sesuai dengan kemerdekaan RI. Biarkan Muktamar NU berjalan sesuai cita-cita para muassis NU dan sesuai dengan kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Jawa Barat, Jumat (8/10/2021).
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu memang dalam perjalanan ke Bengkulu dan Pelembang. Kiai Asep take off dari Bandara Juanda Sidoarjo Surabaya pukul 5.00 pagi menuju Bengkulu dan Palembang, tapi transit di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Jawa Barat.
Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan itu minta agar para Rais Syuriah dan Ketua PCNU serta PWNU hati-hati dan selektif dalam memilih Rais Am Syuriah dan Ketua Umum PBNU. Menurut Kiai Asep, para kiai perlu salat istikharah agar para pengurus NU tak salah pilih mengingat kondisi NU belakangan ini banyak mendapat banyak sorotan publik karena banyak kontroversi yang kurang menguntungkan.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
“Jangan sampai Ketua Umum PBNU dijabat oleh sahabat Yahudi atau atau orang-orang yang terindikasi korupsi. Karena NU-nya nanti yang akan jadi korban. Apa jadinya kalau NU dipimpin oleh sahabat Yahudi atau orang-orang yang diperiksa KPK,” tegas Kiai Asep yang dalam pilpres aktif berkampanye memenangkan Jokowi dan KH Ma’ruf Amin hingga ke Hongkong, Malaysia, Taiwan, dan berbagai provinsi di Indonesia dengan biaya pribadi tanpa sepeser pun mau menerima dana dari Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin maupun timnya.
Kiai Asep yang aktif berkeliling ke seluruh provinsi dan berbagai negara itu mengajak warga NU berdoa secara khusuk, intensif, dan istiqamah, agar siapa pun yang intervensi dan melakukan tekanan, baik dari internal NU maupun ekternal NU, dihalang-halangi oleh Allah SWT. Bahkan Kiai Asep mengajak semua para kiai dan warga NU membaca hizib nashor agar siapa pun yang berniat merusak NU dihancurkan oleh Allah SWT.
“Siapa pun yang berkhianat dan merusak bangsa dan NU semoga dihancurkan oleh Allah SWT,” kata Kiai Asep yang selama ini aktif menggelontorkan bantuan sosial hingga puluhan miliar namun tak pernah mau disumbang oleh pemerintah.
Baca Juga: Tegaskan Tetap Banom NU, Pengurus Cabang Jatman Tuban Dukung Penuh Kongres XIII Pusat di Boyolali
Lalu bagaimana dengan banyaknya dukungan agar Kiai Asep menjadi Calon Rais Am Syuriah atau Ketua Umum PBNU? Sembari tersenyum Kiai Asep justru menyebut nama KH Asad Said Ali, mantan Wakil Ketua Umum PBNU.
“Kiai As’ad itu sangat teduh, berakhlak, tak pernah menimbulkan kontroversi dan selalu positif terhadap Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma’ruf Amin,” kata Kiai Asep yang santrinya selama ini banyak diterima di universitas favorit baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Namun yang lebih penting lagi, tegas Kiai Asep, Kiai As’ad sangat mengetahui peta aliran-aliran, terutama aliran keagamaan dunia. “Sehingga sangat bermanfaat terhadap Pancasila, NKRI, dan paham Ahlussunnah Wal Jamaah ke depan,” tegas Kiai Asep yang selama PPKM aktif mengordinasi para kiai untuk salat malam tiap malam Jumat untuk berdoa, baik demi terkabulnya hajat-hajat pribadi maupun medoakan Indonesia, terutama Jawa Timur, agar segera terbebas dari Covid-19.
Ketika ditanya kembali tentang kesediaannya maju sebagai kandidat, Kiai Asep mengatakan bahwa dirinya sekarang sedang berkonsentrasi merealisasikan international university dan rumah sakit.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
“Indonesia sudah terlalu lama ketinggalan dari negara-negara lain dalam pendidikan. Saya harus segera mewujudkan cita-cita saya untuk mendirikan international university dan rumah sakit. Lahan sudah saya siapkan. Lahan rumah sakit lima hektare. Sedang untuk lahan international university sepanjang dua kilometer. Nanti akan luas dan memanjang dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah sampai ke Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim yang jaraknya dua kilometer,” kata Kiai Asep yang pengukuhan guru besarnya dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Gubernur Jawa Tmur Khofifah Indar Parawansa, dan tokoh pers Dahlan Iskan, serta sejumlah tokoh Indonesia lainnya.
Kiai Asep mengaku tak habis pikir dengan kualitas pendidikan Indonesia selama ini. “Mesir itu negara miskin dibanding Indonesia. Yaman juga begitu. Tapi Mesir punya Universitas Al-Azhar yang bisa memberi beasiswa ke mahasiswa dari berbagai negara Islam sehingga Mesir harum namanya. Padahal gaji dosennya kecil sekali. Bahkan banyak yang tak punya mobil meski guru besar. Begitu juga Yaman punya Al-Ahqaf yang memberikan beasiswa ke negara-negara Islam,” kata Kiai Asep yang dikenal punya banyak jaringan internasional dalam bidang pendidikan.
Karena itu Kiai Asep mengaku harus segera merealisasikan international university yang juga akan memberikan beasiswa ke mahasiswa seluruh dunia, terutama dunia Islam. “Sekarang saja Institut KH Abdul Chalim, saya sudah memberikan beasiswa ke mahasiswa dari Pakistan, Afghanistan, Malaysia, Vietnam, Kazakhtan, Sudan, dan Mesir,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa mulai tahun ini Institut Pesantren KH Abdul Chalim membuka program S3 dengan banyak beasiswa.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
“Tapi nanti Institut KH Abdul Chalim tetap ada (tidak dilebur), meski ada international university,” kata Kiai Asep yang kini memiliki 12.000 santri, di samping ribuan siswa-siswi di sejumlah sekolah yang dikelola di luar Pondok Pesantren Amanatul Ummah. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News