Tanpa Partai, Calon Wali Kota di Boston Sah, Asal Didukung 3.000 Orang

Tanpa Partai, Calon Wali Kota di Boston Sah, Asal Didukung 3.000 Orang Dahlan Iskan

Dalam hal T, Annissa pilih meningkatkan pelayanan. Wu punya ide gila: gratiskan.

T adalah nama sebutan untuk kereta bawah tanah di Boston. Yang suka naik T umumnya kelas bawah. Murah. Kulit hitam atau berwarna.

Tingginya peradaban di Boston bisa dilihat dari keberadaan T di sana. Boston sudah punya T sejak tahun 1890-an.

Isu lain: soal komite sekolah. Annissa pilih tetap saja ditunjuk oleh wali kota. Wu mengusulkan sebagian besar harus dipilih. Sebagian kecil saja yang ditunjuk. Itu hanya untuk menjamin keragaman. Agar yang terpilih tidak hanya yang disukai atau hanya dari ras tertentu. Padahal yang disukai belum tentu yang berkualitas.

Siapa yang akan terpilih? Annissa? Wu? Siapa pun yang terpilih sejarah baru terjadi di Boston. Dua-duanya mewakili golongan minoritas-nya minoritas. Padahal ras terbesar kedua dan ketiga adalah kulit hitam (25 persen) dan Hispanic –keturunan Spanyol/Latin (12 persen).

Di Pilwali ini ada tiga jenis pemilihan: wali kota (tanpa wakil), anggota DPRD, dan referendum.

Ada tiga pertanyaan dalam referendum itu. Yang jawabannya ''ya'' atau ''tidak''. Salah satunya soal gardu listrik yang baru. Di mana akan ditempatkan. Satunya lagi: siapa yang harus lebih berkuasa menggunakan anggaran kota –wali kota atau city council.

Kita masih sulit membayangkan: penempatan gardu listrik saja tidak cukup dengan putusan wali kota atau DPRD.

Kota Boston –dengan penduduk 600.000 orang– punya anggaran sekitar Rp 60 triliun. Tapi utangnya hampir Rp 25 triliun. Kota ini termasuk mengalami kesulitan untuk membayar utang. Rating kesehatan keuangannya, ehm, D –Anda sudah tahu betapa rendahnya.

Itu tidak membuat orang surut untuk berebut jadi wali kota. Bedanya: zaman dulu yang bersaing biasanya orang kulit putih Katolik lawan orang kulit putih Protestan. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Perkebunan Nike

Dedi Juliadi

PTPN Perusahaan Perkebunan tanpa punya kebun? Good Idea. Sekarang PTPN lagi untung terutama PTPN sawit harga CPO yang melonjak, untungnya karena kenaikan harga bukan karena produktifitas. Kalau dibandingkan dengan Nike dan Adidas saya rasa di PTPN sudah lama bah menerapkannya apalagi di kebun-kebun yang jatah listriknya hanya 4 jam mulai jam 6 sore hingga jam 10 malam. Tidak ada hiburan lain selain acara me NAIKI (bacaannya Nike) Adek DIbawah Abang DiataS (adidas) hehehe biar kata produktifitas kebun turun yang penting produktifitas aset bangsa meningkat hehehe

Dimana Saja

mukamu bahasa inggrisnya your face. ada juga yang semacam itu kalau dibahasaarabkan jadi "ainuka" yang jauh lebih kasar dari "your kitchen".

Ainni 8888

Your Kitchen ini klo di Jabar mungkin serupa dengan "Beungeut Sia = Muka Mu. Duh eta bahasa nurus tunjung.

Lbs

Saya sejak awal memang begitu kendalanya. Sulit akses disway versi aplikasi. tp sy akali dg hidup matikan data. saat muter2 matikan data. cring, disway terbuka. hidupkan data lg. lebih enak jika 2 sim cardnya. saat muter pindah penggunaan data ke sim 2. atau sebaliknya. begitulah pengalaman sy. sejak awal sampai hari ini...

Bun Kus

Yth Admin Disway, maaf mau lapor, beberapa hari ini saya coba akses disway.id menggunakan mobile data Telkomsel tidak berhasil, tapi kalau pakai WiFi di rumah bisa. Apakah bisa dicek konfigurasi server nya?Terima kasih.

Amat

Tempulu. Tempulu Bagong jadi raja. Pisang kada babuah dua kali.

donwori

padahal om Pry bisa menggunakan bahasa yang lebih halus. "pawonipun panjenengan..."

Mbah Mars

Langsung lihat Mbah Google. Nike ternyata dr Bahasa Yunani. Artinya "kemenangan". Logonya yg fenomenal dikenal dg istilah Swoosh. Logo ini terinspirasi sayap Dewi Nike, Dewi Kemenangan Yunani. Adapun slogannya "Just do it" terinspirasi dari kalimat terakhir Gary Gilmore -seorang pembunuh berantai- sebelum dieksekusi mati.

gito abipraya

Maaf bah, ide yang sama sdh saya kobarkan di kampung saya. namun status tanahnya adalah lahan hutan. Desa saya diapit wilayah hutan yang luas. semenjak saya kecil, lahan hutan tersebut rusak. tanamanya ndak pernah bisa besar karena dicuri warga. hingga suatu ketika lahan hutan tersebut dibagi2 ke pesanggem. tujuanya agar perhutani bisa menanam pohon sesuai program perhutani dan masyarakat mendapat manfaat menanam polowijo. anehnya, tanaman jagung petani selalu panen raya tapi tanaman perhutani tdk pernah tumbuh seperti yang diinginkan. Usut punya usut ternyata pesanggem punya trik agar tanaman perhutani ndak bisa tumbuh. caranya? setiap tanaman perhutani mau tumbuh, tanaman tersebut dicabut sedikit. agar akar tanaman tersebut goyah. Mendengar penuturan seperti itu saya ketawa. sampai kapanpun hutan di jawa akan selamanya "gundul" seandainya semua pesanggem menggunakan trik yang sama. Akhirnya saya bicara ke teman2 perhutani, sudahlah, jangan harap perhutani bisa menanam sesuai programnya. mending hutan di jawa di kapling2 diberikan ke masyarakat. statusnya? sewa!! sewakan lahan perhutani keoada masyarakat. beri harga sewa per hektarnya berapa. masyarakat akan lebih antusias. tapi teman2 perhutani yang di bawah hanya bisa bilang, TERSERAH ATASAN!!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO