PASURUAN, BANGSAONLINE.com - DPRD Kabupaten Pasuruan mengebut pembahasan Rancangan APBD 2022 Kabupaten Pasuruan. Masing-masing komisi di DPRD intens menggelar rapat kerja dengan semua mitra kerja terkait perangkaan anggaran serta program.
Hal itu dilakukan agar pembahasan R-APBD 2022 bisa rampung pada akhir November, sesuai target yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Pasuruan Serasa Tak Punya Pemimpin, Kinerja Pj Bupati Dua Bulan Terakhir Jadi Sorotan
Seperti Rabu (17/10) siang tadi, DPRD menggelar rapat sejak pukul 13.00 WIB hingga sore hari. Tampak beberapa kepala OPD antre di ruang lobi untuk menunggu giliran rapat dengan mitra masing-masing, baik Komisi I, Komisi II, Komisi III, dan Komisi IV.
Ketua Komisi III DPRD Pasuruan, Syafulloh Damanduri, tidak bisa memberikan penjelasan detail terkait hasil rapat.
"Untuk hasil rapat dengan mitra kerja masih mentah semua, mungkin masih ada rapat lanjutan untuk penyempurnaan," jelasnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Dua Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Resmi Dilantik Gantikan Rusdi dan Shobih
Keterangan yang sama disampaikan oleh Anggota Komisi IV, Abdul Rouf. Politikus PKB itu mengatakan berdasarkan hasil rapat, memang ada beberapa program di masing-masing OPD yang masih perlu dukungan anggaran agar kegiatan kerja di 2022 nanti bisa maksimal. Ia mencontohkan di dinsos yang kekurangan anggaran untuk honor petugas desa untuk input data DTKS.
Rapat anggaran sendiri berlangsung sedikit tertutup awak bagi media. Biasanya, para politikus Gedung Raci sangat welcome dengan media. Hal itu dirasakan para jurnalis sejak ramai pemberitaan dugaan gratifikasi pada dana pokir dewan.
Adapun untuk R-APBD Pasuruan 2022, pendapatan daerah diproyeksikan mencapai Rp 3,24 triliun. Jika dibandingkan dengan pendapatan 2021 setelah perubahan, sedikit mengalami kenaikan. Karena dalam APBD 2021 setelah perubahan, pendapatan hanya diproyeksikan mencapai Rp 3,1 triliun.
Baca Juga: Keluhkan Perizinan, Sejumlah Perusahaan Wadul ke Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan
Sementara dari sisi belanja, diproyeksikan mencapai Rp 3,31 triliun. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan tahun 2021 setelah perubahan yang diproyeksikan menembus Rp 3,45 triliun. (*/bib/par)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News