BOJONEGORO (BangsaOnline) - Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro menemukan kurang lebih 1.792 buku panduan Kurikulum 2013 (K-13) berbau radikalisme yang tersebar di tujuh sekolahan di Kota Ledre. Buku-buku yang digunakan untuk panduan belajar siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) itu kini sudah ditarik oleh Disdik setempat.
"Iya benar, di dalam salah satu buku panduan K-13 mengandung unsur radikal dan sara. Kita sudah tarik semua buku-buku itu dari beberapa sekolah," ujar Kepala Bidang SMP, SMA/SMK Disdik Bojonegoro, Puji Widodo, Rabu (25/3/2015).
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
Menurut Puji, buku yang berbau radikal tersebut berada dalam buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Tulisan berbau radikal itu tercantum dalam sebuah wacana. Disebutkan dalam tulisan itu ada komunitas muslim yang dikucilkan oleh mayoritas pemeluk agama di Rohingnya, Burma.
Sehingga pemeluk muslim minoritas yang dikucilkan itu dalam bayang-bayang kecemasan dan ketakutan. Dalam tulisan itu, mereka menjadi komunitas yang harus diberangus dan dimusnahkan karena berbeda keyakinan dengan penduduk negara mayoritas.
"Tulisan radikal ada dihalaman 149, disitu tertulis Sudah banyak muslim Rohingnya yang menjadi korban kekejaman dan kekejian yang mengatas namakan agama," jelasnya.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
Kemudian, lanjut dia, rasa empati dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Yang menyebut, Ia menangis menyaksikan Muslim Rohignya yang sejak lama dianiaya, diusir dan rumah-rumah mereka dibakar masa penganut Budha.
"Selain itu di buku K-13 PAI kelas XI pada halaman 170, juga terdapat tulisan 'Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah SWT, dan orang yang menyembah selain Allah, telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh," kata Puji menerangkan isi buku tersebut.
Ditambahkan, buku-buku tersebut disita oleh Disdik karena dianggap memberikan contoh yang buruk kepada siswa-siswi. Sehingga, pihaknya khawatir anak didik yang membaca buku itu dapat terpengaruh, bahkan berbuat kekerasan.
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
"Halaman yang terdapat kata-kata radikalisme ini belum dibaca atau dipelajari oleh siswa-siswi, karena para siswa baru mempelari di halaman awal," sambungnya.
Buku yang memuat unsur radikalisme kurang lebih sebanyak 1.792 itu tersebar di tujuh sekolah tingkat SMA. Diantaranya, SMA 1,2,3,4 dan SMK 1,2 serta SMK 3 yang ada di Bojonegoro. Puji menegaskan jika buku PAI itu terdapat kata-kata radikal bukan sesat.
Kini, buku-buku itu sudah diamankan di gudang Disdik setempat. Ia menyarankan kepada pihak sekolah untuk memakai panduan buku K-13 dari penerbit lain pasca ditariknya buku yang mengandung unsur radikal tersebut.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan
"Sudah kita sarankan untuk memakai jenis mata pelajaran sama dari penerbit lain, sehingga pembelajaran tetap jalan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News