SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Pertemuan para kiai NU di Pondok Pesantren As-Shodiqiyah Gayamsari Semarang mendapat perhatian para kiai dan warga NU secara luas. Para kiai dan warga NU berharap pertemuan para masyayikh itu bisa menyelesaikan konflik keras antara Rais Am Syuriah PBNU KH Miftahul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Namun hasil pertemuan para kiai itu tampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan Nahdliyin karena pertemuan para kiai itu belum mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Kiai Miftah bersikukuh Muktamar tanggal 17,” kata sumber BANGSAONLINE.com yang mengikuti pertemuan tersebut usai pertemuan para kiai di Semarang itu, Ahad (5/12/2021).
“Kalau Muktamar dipaksakan tanggal 17, pihak yang tak setuju pasti juga menggelar muktamar sendiri. Dan ini akan terjadi saling gugat. Ini kan sama merusak NU karena ada dua muktamar,” kata sumber itu lagi.
Kiai ini menegaskan bahwa ini semua bermuara pada Muktamar NU di Jombang yang banyak pelanggaran dan produknya adalah para pengurus PBNU yang sekarang.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
"Pada Muktamar NU di Jombang terjadi sengketa. Ada gugatan. Tapi Gus Sholah dan Kiai Hasyim Muzadi relatif lebih sholeh dibanding pelaku Muktamar NU yang sekarang. Gus Sholah dan Kiai Hasyim Muzadi lebih mementingkan keutuhan, marwah, dan eksistensi NU sehingga tak melanjutkan. Kalau yang sekarang?," kata kiai itu.
Menurut sumber itu, pertemuan para kiai tersebut dipungkasi pertemuan empat kiai. Yaitu KH A Mustofa Bisri (Gus Mus, Mantan Penjabat Rais Am Syuriah PBNU), KH Dimyati Rois (Kaliwungu Jawa Tengah), KH Miftahul Akhyar (Penjabat Rais Am Syuriah PBNU), dan KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU).
“Gak tahu hasilnya gimana,” kata sumber itu lagi.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Dalam pertemuan itu Kiai Said Aqil datang terlambat. Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi, Kiai Said Aqil datang sekitar pukul 15.45 WIB. Padahal para kiai itu mulai berdatangan sejak pukul 9 pagi.
"Kiai Said Aqil langsung memberikan sambutan sekitar 3 menit. Setelah itu bertemu 8 mata dengan 3 kiai," tutur sumber BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Ahad (5/12/2021), para kiai NU berkumpul di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Gayamsari Semarang.
Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi, banyak kiai hadir, terutama dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para kiai itu berdatangan ke pesantren yang diasuh KH Shodiq Hamzah itu sejak pukul 9.00 pagi.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Selain Gus Mus, tampak KH. As'ad Said Ali (Mantan Wakil Ketua Umum PBNU), Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jatim), KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin, Pengasuh Pesantren Tebuireng), KH. Dimyati Rois (Kendal Jateng), Nyai Alissa Wahid (putri KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Ubaidillah (Rais Syuriah PWNU Jateng), Gus Ulil Abshar Abdallah (menantu Gus Mus) dan para kiai lain.
Kabarnya forum yang dipakai untuk pertemuan kiai ini memang Majmu'ul Bukhus, forum para kiai yang selama ini dikelola Gus Mus.
Dari jajaran PBNU juga tampak datang. Antara lain: KH. Miftahul Akhyar (Penjabat Rais Am Syuriah PBNU), KH. Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), dan KH. Yahya Cholil Staquf (Katib Am Syuriah PBNU).
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Namun Gus Yahya dan Kiai Said Aqil tak sempat bertemu dalam forum pertemuan para kiai itu. Gus Yahya pulang lebih dulu sebelum Kiai Said Aqil datang. Ia pulang sekitar pukul 14.00. Sedang Kiai Said Aqil baru datang sekitar pukul 15.45. Jadi, saat Kiai Said Aqil datang, Gus Yahya sudah meninggalkan tempat.
Para kiai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur itu berusaha meredam dan mendamaikan konflik antara kubu Rais Am Syuriah PBNU KH Miftahul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dalam penentuan jadwal Muktamar NU ke-34 di Lampung. Perseteruan itu membuat prihatin para kiai, baik dalam struktur NU maupun di luar struktur NU.
Konflik itu bermula dari pertarungan Bakal Calon Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj dengan KH. Yahya Cholil Staquf yang kemudian merembet pada penentuan jadwal muktamar. (mma)
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News