Soal Penolakan Pembangunan Gereja di Lakarsantri, ini Klarifikasi Warga

Soal Penolakan Pembangunan Gereja di Lakarsantri, ini Klarifikasi Warga Iwan Setiono, Juru Bicara Forum Perjuangan Islam Lakarsantri.

"Tiba-tiba beberapa masyarakat dimintai KTP dan diberi uang senilai Rp 1 juta untuk tanda tangan persetujuan pembangunan . Oknum masyarakat yang bukan pengurus dan gelap mata itu menerima saja pemberian uang tersebut dan menyerahkan KTP," katanya.

Setelah hal itu ditemukan oleh pengurus RT RW, akhirnya persetujuan itu diusut dan ditinjau kebenarannya.

Karena dilakukan secara transaksional dan tak terbuka kepada pengurus RT RW, maka persetujuan pembangunan itu dicabut. Warga akhirnya menolak pembangunan di wilayah mereka. Penolakan itu juga sudah disepakati oleh berbagai pihak, termasuk dan PT .

“Jadi ini sebenarnya kasus lama yang sudah selesai dan telah disepakati bersama dalam resume rapat tanggal 6 Oktober tahun 2011. Saya bingung, ini kenapa dibuka dan dipolitisasi oleh politikus yang tidak tahu fakta dan sejarahnya. Kami warga ini punya bukti tertulis hasil resume rapat dengan Bakesbanglinmas Muspika, PT , dan masalah itu. Kok, sekarang politisi ini koar-koar seakan mereka paling tahu dan benar,” katanya.

Selain itu, menurut Iwan, persoalan ini kembali muncul karena ada oknum LPMK yang tak bertanggung jawab, yang melakukan konsolidasi dengan  terkait pembangunan tersebut. Ia mengatakan, oknum itu bergerak sendiri tanpa ada koordinasi dengan pengurus RT setempat.

"Karena ‘kerjaan’ oknum itu dan membuat ramai, kemudian FPIL (Forum Perjuangan Islam ) mengirimkan surat ke Bakesbangpol Kota terkait dengan pembangunan . Ternyata, surat balasan dari Bakesbangpol tertulis bahwasanya tak ada permohonan pembangunan Gereja oleh PT dan ," bebernya.

"Selain itu, di Perwali Kota nomor 58 tahun 2007 itu kan ada syarat-syarat pembangunan rumah ibadah, utamanya , itu juga tak terpenuhi oleh . Dan ditambah dengan surat jawaban dari Bakesbangpol yang menyampaikan bahwa sampai sekarang tak ada permohonan pembangunan . Maka dengan demikian urusan ini kita anggap sudah selesai antara warga dengan PT dan yang sudah usai sejak lama. Tidak usah dipolitisasi, jangan sok menjadi pahlawan kesiangan," katanya.

Ia juga menyayangkan, Forum Perjuangan Islam (FPIL) yang merupakan forum dari berbagai kalangan Islam di wilayah itu, malah dituduh berafiliasi dengan Front Pembela Islam (FPI) yang dilarang oleh pemerintah. Iwan menegaskan bahwa Forum Perjuangan Islam ini tak ada kaitannya dengan FPI ataupun Habib Rizieq.

“Masalah FPIL itu tidak ada hubungan dan afiliasi dengan FPI yang dibubarkan pemerintah atau bahkan sama Habib Rizieq. Lha wong isinya FPIL ini ada orang NU, Muhammadiyah, ada kelompok Banser, Ansor, Pemuda Muhammadiyah, dan Tokoh Islam di ,” tukasnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO