SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Narator Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan, M Mas’ud Adnan, mereview cerita tentang pencekalan Gus Dur saat pemerintahan Orde Baru. Saat itu Gus Dur menjabat Ketua Umum PBNU dan pendiri Pro Demokrasi (Prodem). Gus Dur sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden Soeharto yang dikenal sangat represif dan otoriter.
Karena itu Gus Dur dicekal di mana-mana. Bahkan Bupati Lamongan M Farid juga ikut mencekal Gus Dur. Padahal Jawa Timur adalah basis NU.
Tapi Gus Dur yang dikenal cerdik dan cerdas selalu bisa lolos.
“Nah, suatu Ketika Gus Dur diundang seminar oleh teman-teman PMII di Lamongan,” cerita M Mas’ud Adnan yang alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair. Gus Dur – seperti biasa - ditampilkan sebagai pembicara utama.
Aparat kepolisian pun – terutama intel - langsung mendatangi lokasi acara seminar. Karena mereka mendapat informasi Gus Dur jadi pembicara seminar itu.
Saat aparat mengepung tempat seminar, Gus Dur sedang berceramah di depan. Seorang intel langsung mencari panitia. Maklum, instruksi dari atas Gus Dur dicekal. Karena itu aparat kepolisian di daerah tak boleh kecolongan.
Intel itu akhirnya menemukan ketua panitia di pintu masuk. Ia langsung menghampiri.
”Siapa yang sedang berceramah itu?,” tanya intel itu kepada ketua panitia.
“Beliau adalah KH Abdurrahman Wahid,” jawab ketua panitia itu.
“O Kiai Abdurrahman Wahid? Wah bagus itu. Beliau itu kiai yang mempelopori penerimaan asas tunggal Pancasila dalam Muktamar NU di Situbondo. Saya kira yang ceramah Gus Dur. Kalau Gus Dur gak boleh. Karena Gus Dur sering mengeritik pemerintah. Gus Dur itu dicekal oleh pemerintah,” kata intel itu.
Ia langsung mengumpulkan teman-temannya. “Sudah... sudah,, kita pulang. Kita salah informasi. Yang ceramah bukan Gus Dur. Tapi Kiai Abdurrahman Wahid. Kiai Abdurrahman Wahid itu dulu menjadi pelopor penerimaan asas tunggal Pancasila. Jadi beliau itu kiai hebat,” katanya sembari mengomando pulang puluhan aparat polisi yang sempat mengepung lokasi seminar. (mma)